Niat Jualan, 5 Pria Jabar Nyaris Tewas Dimassa Usai Dituduh Penculik di Sumsel

Sumatera Selatan

Niat Jualan, 5 Pria Jabar Nyaris Tewas Dimassa Usai Dituduh Penculik di Sumsel

Prima Syahbana - detikSumut
Selasa, 07 Feb 2023 14:19 WIB
Musi Rawas Utara -

Lima pria asal Garut Jawa Barat (Jabar) nyaris tewas dihajar warga di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel), usai dituduh hendak menculik anak di daerah itu. Mobil mereka dihancurkan, barang bawaan di dalam mobil itu juga dijarah.

Kasat Reskrim Polres Muratara AKP Jalili menjelaskan, peristiwa nahas yang dialami kelima pria itu bermula ketika mereka yang berdomisili di Sarulangun, Jambil hendak ke Lubuklinggau, Sumsel mengambil paket kiriman jaket dari Bandung, pada Senin (7/2)kemarin.

"Mereka ini kan ngakunya pedagang jaket tinggal di Sarulangun, Jambi sudah satu bulanan lebih. Kemarin, mereka ini mau ngambil paket dari Bandung seperti jaket-jaket gitu ke Lubuklinggau," kata Jalili kepada detikSumut, Selasa (7/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, katanya, setibanya mereka di wilayah Muratara, kelima pria itu mampir di suatu tempat dengan tujuan hendak sarapan. Namun karena di lokasi itu ramai warga yang hendak membeli dagangan mereka, mereka pun berjualan di sana.

"Karena laku dan mungkin banyak warga yang berminat kemudian mereka masuk ke Desa Sukaraja untuk berjualan," katanya.

ADVERTISEMENT

Sesampainya di sana, katanya, mereka pun berjualan seperti biasa. Nahasnya, tiba-tiba ada seorang wanita yang berteriak dari kejahatan dan menuduh kelima pria itu hendak menculik anak.

"Tiba-tiba saat mereka jualan, ada ibu-ibu yang berjarak jauh dari mereka ngomong bahwa mereka itu penculik. Ibu itu kemudian mengadu ke pamannya. Pamannya lalu melapor ke Kepala Desa," terangnya.

Kepala Desa yang mendapat laporan itu, kemudian tanpa melakukan klarifikasi kepada kelima pria tersebut, mengirim pesan berantai ke warganya bahwa ada penculik anak yang berkeliaran di wilayahnya.

"Karena mendapat pesan WhatsApp dari Kepala Desa itu, maka warga berkumpul di kantor atau balai desa mengamankan merkekan, dan terjadilah aksi tersebut," tuturnya.

Meski begitu, lanjutnya, pihaknya tidak mau begitu saja menarik kesimpulan. Pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman terkait benar atau tidaknya tudingan penculikan tersebut.

"Untuk bagaimana jelasnya, tetap kita masih melakukan pendalaman. Kita sekarang masih fokus ke masalah laporan penculikan itu," ungkapnya.

Sementara, apabila tudingan penculikan itu tidak terbukti, tidak menutup kemungkinan yang menyebar isu tersebut juga akan diperiksa dan terancam pidana karena menyebarkan berita bohong alias hoaks.

"Iya, nanti pasti akan diperiksa juga yang menyebarkan isu itu, jika memang nanti dari hasil gelar perkara tidak terbukti adanya dugaan penculikan tersebut," tandasnya.

(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads