YS, wanita muda ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan 17 anak. Ternyata dulunya YS pernah bekerja sebagai pemandu karaoke alias LC.
"Info dari tetangga, YS ini mantan LC (pemandu karaoke)," kata Helmi, Ketua RT setempat, Senin (6/2/2023).
Dijelaskan Ketua RT, bahwa pekerjaannya sebagai pemandu karaoke itu dilakukan sebelum dirinya tinggal di kawasan tersebut. YS sendiri tinggal di kawasan tersebut bersama suaminya dan satu anak semata wayang sudah dua tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya terkait pemandu karaoke itu, sebelum tinggal di sini dan sebelum bersuami," sebutnya.
Dalam dua tahun terakhir, menurut Helmi, YS bekerja sebagai ibu rumah tangga sambil mengurus usaha rental Playstation, dan warung jajanan anak-anak.
Helmi tak menyangka perbuatan YS yang mencabuli 17 anak di lingkungannya. Karena, menurut Helmi, YS dikenal sebagai orang yang jarang bergaul karena sibuk mengurus usaha rental PS-nya itu.
"Kalau kesehariannya tidak ada yang aneh. Gaya nya ya itulah rambut pirang (berwarna)," jelas Helmi.
"Selama ini kami tidak ada kecurigaan. Sangat syok dan kesal juga terhadap kejadian ini di lingkungan saya," tambahnya
Helmi juga mengatakan terhadap 17 anak yang menjadi korban pencabulan itu, 15 di antaranya merupakan warganya, sementara dua korban anak lainnya berasal dari RT tetangga.
"Saya berharap agar pihak kepolisian dapat menghukum YS sesuai dengan hukum yang berlaku," tuturnya.
Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta mengatakan ada 17 anak yang menjadi korban pencabulan dari YS. Dia menyebut jumlah korban masih akan mungkin bertambah.
"Iya kemungkinan bisa bertambah," kata Andri, Senin (6/2/2023).
Akan tetapi, kata Andri, saat ini pihaknya masih fokus terhadap 17 anak yang dilaporkan telah menjadi korban YS. Korban ini terdiri dari 11 anak laki-laki dan enam anak perempuan. Mereka berusia 8 sampai 15 tahun.
"Tapi kami saat ini fokus yang masuk dulu ke kami, 11 sudah kami periksa. Yang 6 tambahan masih proses pemeriksaan dalam pekan ini," jelasnya.
Selain pemeriksaan proses penyidikan, polisi juga melakukan observasi dan pemeriksaan psikologis 17 anak yang menjadi korban. Dalam hal ini, polisi bekerja sama dengan UPTD PPA Provinsi Jambi untuk pemeriksaan psikologis anak itu.
"Saat ini korban anak itu sedang dilakukan observasi di UPTD PPA. Kita berharap mereka baik-baik saja," ujarnya.
Artikel menarik lainnya baca di Google News.
(astj/astj)