Alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar)mendesak Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) segera menyelesaikan penanganan kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oknum dosen berinisial KC. Dosen itu disebut melakukan pelecehan seksual terhadap delapan mahasiswi bimbingannya.
"Kami mendesak Rektorat melalui Satgas PPKS Unand supaya segera memutuskan persoalan ini. Supaya informasinya tidak liar kemana-mana," kata Ketua Alumni FIB Unand, Hidayat kepada wartawan Senin (26/12/2022).
Hidayat mengaku sangat menyayangkan dan geram mendengar kasus dugaan pelecehan seksual oleh oknum dosen kepada adik-adik angkatannya. Menurutnya, apa yang dilakukan oknum dosen itu bertolak belakang dengan nilai moral yang selama ini menjadi jiwa dari FIB Unand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini di FIB, berbicara tentang kebudayaan, kemanusiaan dan moralitas. Dan oknum dosen ini telah mengabaikan moralitas," ujar Hidayat.
Hidayat yang juga anggota DPRD Provinsi Sumatra Barat itu mengimbau mahasiswa FIB Unand agar tidak segan melaporkan ke forum alumni bila terjadi kasus serupa, agar alumni dapat membantu melakukan advokasi hukum.
"Agar adik-adik kita tidak lagi mengalami hal serupa ke depan. Jelas kami sebagai alumni terganggu dan merasa risih karena almamater kami seperti itu," katanya.
Kasus ini sendiri mencuat dalam sepekan terakhir. Dugaan pelecehan seksual ini awalnya diunggah akun Instagram @infounand, Rabu (21/12) pekan lalu. Akun tersebut menyebutkan bahwa oknum dosen tersebut melecehkan mahasiswinya dengan mengancam tak akan diluluskan.
Oknum dosen yang dilaporkan itu diketahui berinisial KC. Dilihat detikSumut Senin (26/12/2022), dalam unggahan @infounand menerangkan bahwa si dosen mengancam korban tidak lulus mata kuliah.
Dalam unggahan video menarasikan bahwa oknum dosen memaksa untuk mencium korban berkali-kali. Aksi ini terjadi lebih dari sebulan yang lalu saat korban ke rumah sang dosen untuk bimbingan skripsi.
Dari hasil penelusuran Satgas, korban diketahui 8 orang. Satu di antaranya mengalami trauma dan tidak lagi berani kuliah karena diduga diperkosa.
(dpw/dpw)