Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sumatera Barat mendesak aparat kepolisian untuk membasmi aksi premanisme yang terjadi di Yayasan atau Perguruan Persatuan Agama Islam (PGAI) di Jati, Padang. Mereka juga mendesak para pelaku segera ditangkap.
"Premanisme di PGAI terlalu vulgar, secara bergerombolan mereka masuk ke sebuah badan hukun satuan pendidikan dan mempertontonkan kekerasan. Mereka dengan leluasa masuk dan memukul kepala sekolah. Pemukulan juga dilakukan terhadap anak atau anggota keluarga kepala sekolah yang berusaha melindungi ayahnya dari pemukulan," kata Eyunus, Ketua Perhimpunan KB PII Sumbar dalam siaran pers yang diterima detikSumut, Sabtu (5/11/2022).
Mereka menyebut, aksi pengeroyokan terhadap Kepsek SMA PGAI Padang sudah sangat keterlaluan. Apalagi aksi itu dilakukan di depan para guru dan siswa di sekolah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemukulan bahkan dilakukan dihadapan guru-guru dan siswa SMA PGI Padang. Ini keterlaluan. Mereka menganggap seperti tak ada hukum saja. Padahal, Jati itu sangat dekat wilayah hukum Polresta atau Polda Sumatera Barat," katanya.
Ia menduga ada aktor intelektual atau orang kuat yang mendalangi premanisme itu.
"Aparat kepolisian harus bertindak cepat. Tidak hanya memproses secara adil laporan dugaan penganiayaan yang telah dilaporkan. Namun secara presisi ke depan, aparat kepolisian harus memberikan rasa aman pada mereka yang bekerja dan bernaung di PGAI," tegasnya.
"PGAI itu aset umat. Tidak boleh ada premanisme, atau anasir jahat yang ingin menguasai PGAI secara ilegal. Jika ada pertikaian, maka hukumlah yang harus menjadi panglima penyelesaian, bukan kekerasan atau premanisme," katanya lagi.
Kekerasan tidak hanya dialami oleh Yunarlis selaku Kepala SMA PGAI Padang, melainkan juga anaknya, Taufikul Hakim. Taufik sendiri adalah Ketua Umum PW Pelajar Islam Indonesia (PII) Sumbar periode 2020-2022.
(dpw/dpw)