Polisi memeriksa pria berinisial BT yang diduga memperkosa lima wanita di Pidie, Aceh. Terduga dukun cabul itu sempat mangkir dari panggilan polisi.
"Untuk terduga sedang kami periksa," kata Kasat Reskrim Polres Pidie Iptu Rangga Setyadi saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (12/10/2022).
Rangga mengatakan, pemeriksaan awalnya dijadwalkan Senin (11/10) kemarin namun BT mangkir. Polisi kemudian menjadwalkan kembali pemeriksaan dilakukan hari ini pukul 14.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rangga, polisi telah memeriksa tujuh orang saksi dalam kasus itu termasuk korban. Kasus tersebut disebut dilaporkan oleh seorang korban.
"Baru satu orang dari korban yang melapor, cuma dalam kesaksiannya korban ada juga yang kena hal serupa dengan korban cuma nggak mau buat laporan," jelas Rangga.
Kasus dugaan pemerkosaan itu bermula ketika pelaku membuka praktek pengobatan alternatif di kecamatan tersebut sejak beberapa tahun lalu.
Korban rata-rata masyarakat kurang mampu memilih berobat ke praktek tersebut. Salah satu korban, wanita berusia 27 tahun mengeluh sakit di bagian perutnya.
Perempuan itu disebut belum pernah memeriksa penyakitnya ke dokter. Suatu ketika saat sedang berada di rumah saudara, korban bertemu dengan pelaku.
Pelaku disebut mengetahui penyakit yang diderita korban serta permasalahan keluarga korban. Korban mengaku syok ketika tahu pelaku mengetahui penyakit korban.
"Si pelaku bilang, kalau mau berobat datang ke tempatnya," kata Staf Operasional LBH Banda Aceh, Farah kepada wartawan, Kamis (6/10).
Korban yang penasaran disebut mendatangi praktek pelaku. Pengobatan pertama dan kedua dilakukan dengan memberikan korban air putih yang sudah dibacakan sesuatu.
Menurut Farah, setiap ingin mengobati 'pasien', BT mengganti pakaian yang dikenakan dengan seragam serba hijau mulai dari serban hingga jubah. Dalam pengobatan itu, pelaku mengaku dirinya sebagai Waliyullah dan memiliki pedang zulfikar.
Setelah beberapa kali pengobatan, BT disebut menghubungi korban. Dalam percakapan tersebut, pelaku menerangkan bahwa korban merupakan pilihan waliyullah dan harus menjadi istri gaib waliyullah.
Korban juga disebut diminta mengikuti kalimat yang diucap pelaku. Setelah itu, pelaku menyebut korban sudah sah menjadi waliyullah sehingga mengajaknya berhubungan badan.
Farah menyebut, korban sempat menolak ajakan pelaku. Namun BT disebut meminta korban menunggu kedatangan waliyullah di rumah korban.
"Ketika datang ke rumah korban, pelaku mengusap kepala korban dan korban langsung nggak sadar diri. Korban ditarik lalu dilecehkan," jelasnya.
Menurut informasi diperoleh LBH, kata Farah, korban dukun cabul tersebut mencapai puluhan orang. Namun yang baru membuat laporan hanya lima orang.
"Korban nggak berani lapor karena diancam, misalnya kalau lapor sakitnya tambah parah dan sebagainya. Korban rata-rata sudah memiliki suami," sebutnya.
(agse/astj)