Alasan Anak Tersangka Ikut Pembunuhan Sekeluarga: Takut sama Ayahnya

Lampung

Alasan Anak Tersangka Ikut Pembunuhan Sekeluarga: Takut sama Ayahnya

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikSumut
Selasa, 11 Okt 2022 08:45 WIB
Dua tersangka pembunuhan sekeluarga dalam septic tank di Way Kanan, Lampung.
Konferensi pers pembunuhan satu keluarga di Way Kanan (Foto: Dok. Polres Way Kanan)
Medan - Dicky Wahyudi (17) ikut serta dalam proses pembunuhan satu keluarga di Way Kanan, Lampung. Dicky mengaku ikut melakukan pembunuhan ini karena takut sama ayahnya yang merupakan otak dari pembunuhan ini bernama Erwinudin.

"Takut sama bapak," kata Dicky dalam video yang diterima detikSumut dari Polda Lampung, Selasa (11/10/2022). Dicky mengatakan hal itu saat ditanya apa alasannya ikut melakukan pembunuhan.

Dicky mengatakan sebenarnya sejak awal dia tidak ingin ikut melakukan pembunuhan itu. Karena hal itu, Dicky kini menyesali perbuatannya.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan Dicky takut kepada Erwin yang merupakan ayahnya. Dia mengatakan hal itu hanya ketakutan dari seorang anak kepada ayahnya, bukan karena adanya ancaman pembunuhan.

"Takut (karena Erwinudin) orang tuanya. Kalau ancaman (pembunuhan), tidak ada. Konotasinya ini anak sama orang tua, pasti nurut," ucap Pandra.

Sebelumnya diberitakan, Dicky ikut serta dalam pembunuhan Juwanda yang merupakan korban kelima dari aksi sadis Erwinudin. Juwanda adalah korban pembunuhan yang jenazahnya terkubur di sebuah kebun singkong.

Dalam rekonstruksi yang digelar pada Jumat (7/10), Erwinudin bersama anaknya Dicky dihadirkan atas pembunuhan korban Juwanda yang merupakan saudara tiri dari Erwinudin.

Peristiwa pembunuhan yang dilakukan dua tersangka yang merupakan anak dan ayah kandung ini terjadi pada bulan April 2022. Sebanyak 35 reka adegan diperagakan oleh kedua tersangka dari mulai merencanakan pembunuhan hingga penguburan tubuhnya di kebun singkong.

Kapolres Way Kanan, AKBP Teddy Rachesna usai memimpin jalannya rekonstruksi mengatakan peristiwa pembunuhan korban Juwanda bermula dari perencanaan yang dilakukan oleh keduanya.

"Rencana pembunuhan ini dilakukan keduanya di rumah Hengky (saksi) pada pukul 02.00 WIB di bulan April 2022," ungkap Teddy saat itu.
Setelah membuat rencana atas ide dari tersangka Erwinudin. Kemudian, keduanya kembali ke rumah korban Zainudin. Selanjutnya, Dicky diperintahkan oleh sang ayah melihat serta memastikan bahwa korban Juwanda sudah tertidur.

"Setelah yakin tertidur, Erwin sang eksekutor langsung mengambil besi panjang di dapur. Korban yang saat itu tertidur dengan posisi miring ke kiri, langsung dipukul sebanyak 2 kali di bagian leher. Nah, korban yang masih dalam keadaan hidup diikat oleh tersangka Erwin mulai dari kaki hingga kepala dengan tali yang tidak terputus. Sementara anaknya berada di ruangan berbeda menunggu perintah," terang Teddy.

Korban Juwanda sendiri dibiarkan terikat di dalam kamar hingga akhirnya tewas. Tubuhnya sendiri sempat diinapkan oleh tersangka selama satu malam. Usai mengikat tubuhnya dan dibiarkan tewas, Erwin melihat septic tank yang dimana telah berisi 4 jasad keluarganya yang dihabisinya pada Oktober 2021.

"Tersangka Erwin ini bermaksud untuk membuang jasad Juwanda ke dalam septic tank namun karena corannya sudah keras maka diinapkannya jasad Juwanda selama satu malam," ujar Teddy.
Keesokan harinya, Teddy melanjutkan, sekira pukul 17.30 WIB tersangka Erwin mempunyai ide untuk menguburnya di kebun singkong miliknya.

"Di sini peran dari tersangka Dicky hadir dengan ikut mengubur jasad Juwanda di kebun singkong. Jasadnya dibawa menggunakan Mobil L 300 diikuti tersangka Dicky menggunakan sepeda motor, setelah dikubur di atas tanah itu kemudian ditanami pohon singkong dengan tujuan menghilangkan jejak," papar Teddy.




(afb/afb)


Hide Ads