DPRD Medan Kritik Polisi Lambat Tangani Kepsek Perkosa Siswi SD

DPRD Medan Kritik Polisi Lambat Tangani Kepsek Perkosa Siswi SD

Nizar Aldi - detikSumut
Kamis, 08 Sep 2022 15:37 WIB
ilustrasi kejahatan kriminal perampokan pembunuhan pemerkosaan pencopetan
Ilustrasi (Foto: andi saputra)
Medan -

DPRD Kota Medan melayangkan kritik atas penanganan kasus dugaan pemerkosaan siswi SD oleh kepala sekolah dan tukang sapu. Jika kasus itu cepat ditangani maka orang tua korban tak harus sampai mengadu ke Hotman Paris.

"Kita menyayangkan sekali itu pihak kepolisian yang terlalu lambat, sehingga proses ini sampai ke Jakarta, Hotman Paris bicara baru viral, nggak serius (kepolisian)," kata Robi Barus kepada detikSumut, Kamis (8/9/2022).

Dia menilai penanganan kasus pemerkosaan tersebut bisa selesai dengan cepat asal ada kemauan dari kepolisian. Dia menyebut proses penanganan itu tergantung polisi berniat atau tidak. "Ini kan tergantung niat, kalau kepolisian ada niat selesai nya kasus ini, jadi tergantung niat polisi," sebutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal menurutnya kasus tersebut bukan kasus yang sepele, karena korban merupakan anak di bawah umur. Ditambah lagi pemerkosaan tersebut diduga dilakukan oleh orang yang bagian dari sekolah.

"Ini kasusnya bukan kasus main-main lho, kekerasan seksual terhadap anak, anak lagi di bawah umur, belum lagi terduga pelaku adalah bagian dari sekolah, ini terlampau biadab kalau ini benar nanti," ucap Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan ini.

ADVERTISEMENT

Lambatnya Penanganan Kasus Pemerkosaan Buat Citra Polisi Jadi Buruk

Menurutnya lambatnya penanganan kasus ini turut memperburuk citra kepolisian. Padahal jargon polisi presisi yang digaungkan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat.

"Sudah pasti (memperburuk citra kepolisian), tugas kepolisian apalagi (jargon) polisi presisinya yang digaungkan-gaungkan oleh Kapolri, seperti melayani dan segala macam itu, memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat, ini buktinya apa?," ujarnya.

"Harusnya polisi bergerak cepat lah, ini kenapa berlarut-larut sampai sekarang tidak penanganan yang serius dari pihak kepolisian, apalagi sudah hampir 10 bulan, itu sudah terlampau lama padahal ini kasus kekerasan terhadap anak," imbuhnya.

Sehingga dia mendorong agar pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus pemerkosaan tersebut dengan gamblang.

"Kita mendorong agar kepolisian segera usut tuntas ini kasus dan buka kasus ini kepada masyarakat dengan jelas," tutupnya.


Polisi Akui Kesulitan Usut Kasus Pemerkosaan Siswi SD. Baca Halaman Selanjutnya............

Peralihan itu diakuinya karena tingkat kesulitan kasus itu tinggi. "Intinya proses itu berjalan. Karena proses ini penuh perhatian khusus, sehingga tingkat kesulitannya lebih tinggi. Sehingga penyidik Polrestabes Medan dibekap dengan Polda Sumut," kata PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa saat dikonfirmasi detikSumut, Kamis (8/9/2022).

Saat proses penyidikan telah dilakukan, di tengah jalan Polda Sumut menarik penanganan kasus itu. Saat ini kasus itu ditangani Ditreskrimum Polda Sumut dan Polrestabes Medan tetap dilibatkan. Hanya saja, Fathir tak menjelaskan kesulitan macam apa yang didapati penyidik saat menangani kasus itu.

"Lalu seiring berjalannya waktu proses penyidikan diambil alih Polda Sumut tapi juga melibatkan personil yang ada di Polrestabes Medan," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, pengacara kondang Hotman Paris menerima aduan dari masyarakat tentang dugaan pemerkosaan yang dialami seorang siswi di Medan.

Dalam instagramnya seperti detikSumut dilihat Rabu (7/9/2022), Hotman mengatakan dirinya kedatangan seorang ibu yang membawa anaknya yang diduga menjadi korban pemerkosaan. Dijelaskan Hotman, jika anak itu diperkosa oleh pimpinan sekolah hingga tukang sapu.

"Ada satu kasus mengharukan, ini lah anak kecil, cewek umur 10 tahun yang diduga diperkosa oleh berbagai orang. Oleh oknum pimpin sekolah, pimpinan administrasi bahkan tukang sapu dari sekolah tersebut ikut diduga memperkosa anak kecil ini," kata Hotman.

Hotman kemudian menanyakan kepada ibu dari korban. Wanita berinisial I itu pun menceritakan soal anaknya yang diperkosa oleh beberapa orang di gudang sekolah.

"Anak saya dibawa ke gudang, awalnya anak saya dikasih serbuk putih sama tukang sapu. Setelah habis, mulutnya dilakban, kakinya diikat, setelah itu digendong dibawa ke gudang," tutur I kepada Hotman.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: KPK Tetapkan 5 Tersangka Terkait OTT di Sumut"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads