Seorang santri di sebuah pesantren di Aceh Besar diduga ditendang seniornya hingga menyebabkan kelopak mata memar dan bola mata memerah. Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto meminta insiden serupa tidak terulang di pesantren dan sekolah asrama.
"Kita ingin agar persoalan ini selesai, karenanya saya meminta pihak terkait di Aceh Besar untuk turun langsung ke lapangan. Alhamdulillah mereka telah turun sejak tadi pagi ke lokasi," kata Iswanto dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (31/8/2022).
Tim gabungan yang turun ke lokasi di antaranya Dirut Rumah Sakit Satelit Indrapuri, Dinas Kesehatan, Dinas Dayah, Camat Montasik serta dibantu jajaran Muspika Montasik. Mereka menemui pihak pesantren serta korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Iswanto, santri yang diduga menjadi korban pemukulan itu telah keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan. Kondisi santri berusia 14 tahun asal Simeulue itu disebut sudah membaik.
"Kita ingin agar semuanya selesai dan tuntas, termasuk kesehatan santri yang terkena pukulan. Semoga hal ini tak terulang di kemudian hari, di manapun baik pesantren hingga sekolah sekolah berasrama di seluruh Aceh Besar. Kita harus ambil hikmah dan pelajaran dari insiden ini, tanpa bermaksud menyalahkan dan memojokkan pihak manapun," ujar Iswanto.
Sebelumnya, video memperlihatkan wajah seorang santri di Aceh Besar memar dan mata berdarah karena diduga ditendang temannya viral di media sosial. Polisi turun tangan menyelidiki kasus itu.
Dilihat detikSumut, Rabu (31/8/2022), santri tersebut mengenakan peci, baju kaos berdiri di sebuah ruangan. Kelopak mata santri tersebut tampak memar dan bola matanya memerah.
Seorang perempuan dalam video terdengar menanyakan penyebab wajah santri itu memar. Dia mengaku ditendang kawannya di bagian belakang badan sebanyak sekali serta di muka dua kali.
Santri itu juga menyebut nama teman yang menendangnya. Santri itu mengaku berasal dari salah satu pesantren di Aceh Besar.
"Ini kalau batuk berdarah. Keluar dari hidung," kata santri itu ke perempuan yang merekam video.
Perempuan itu kemudian meminta santri tersebut menghubungi orang tuanya yang ada di Simeulue. Santri tersebut hanya mengangguk.
(agse/afb)