Daftar Pejabat yang Dihubungi Sambo Usai Brigadir J Tewas

Berita Nasional

Daftar Pejabat yang Dihubungi Sambo Usai Brigadir J Tewas

Tim detikX - detikSumut
Rabu, 31 Agu 2022 21:06 WIB
Ferdy Sambo
Ferdy Sambo saat jalani rekonstruksi (Foto: Tangkapan Layar Polri TV)
Medan -

Polri telah menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Di situ terlihat jelas bagaimana Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Usai peristiwa itu Ferdy Sambo menghubungi sejumlah pejabat. Dilansir dari detikX Rabu (31/8/2022), saat berkomunikasi dengan beberapa pejabat itu, Ferdy Sambo menceritakan ihwal skenario yang dibuatnya yakni Brigadir J tewas akibat baku tembak.

Sambo membumbui ceritanya dengan iringan isak tangis yang ia buat-buat. Tujuan Sambo, mengumpulkan dukungan terhadap kronologis bohong yang dia buat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Skenario palsu yang dibuat dan disebarkan Sambo adalah Yosua kepergok melecehkan istrinya, kemudian tewas setelah tembak-menembak dengan Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Ada yang bersimpati terhadap Sambo karena cerita itu, tetapi ada pula yang justru malah mencurigainya.

Adapun Nama Pejabat yang Dihubungi Sambo Yakni:

ADVERTISEMENT

1. Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti

Kepada Poengky, Sambo diduga ingin meminta bantuan agar turut membenarkan skenario peristiwa tembak-menembak yang dikarangnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, yang juga Ketua Kompolnas Mahfud Md, mengatakan Poengky mengaku kepadanya sempat bertemu dengan Sambo di awal-awal peristiwa pembunuhan Yosua. Kepada Mahfud, Poengky mengklaim pertemuan itu didasari adanya panggilan dari Sambo.

Poengky pun menemui Sambo di rumah pribadinya. Sambil menangis di depan Poengky, Sambo mengklaim Yosua telah berbuat jahat kepada keluarganya. Sambo membohongi Poengky dengan mengatakan tidak berada di lokasi ketika Yosua tewas.

"Mbak Poengky, saya ini dizalimi. Istri saya dilecehkan," kata Mahfud menceritakan peristiwa pertemuan Poengky dan Sambo.

"Kalau saya ada di sana, saya tembak sendiri dia," kata Sambo kepada Poengky seperti diungkapkan Mahfud.

Setelah pertemuan itu, Poengky turut mengawal proses hukum atas tewasnya Yosua. Pada Senin, 18 Juli 2022, Poengky mendatangi tempat kejadian perkara, yaitu rumah dinas Sambo.

Poengky mengklaim kedatangannya itu bertujuan mengawasi proses penyelidikan insiden penembakan yang dilakukan oleh Richard Eliezer alias Bharada E terhadap Yosua.

"Kami sedang mengawasi proses penyelidikan," kata Poengky kala itu.

Saat datang ke TKP, Poengky tidak sendirian. Dia ditemani Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto dan tim dari Sekretariat Kompolnas.

Selain komisioner Kompolnas, Poengky sebelumnya dikenal sebagai advokat yang mengangkat isu-isu penindasan masyarakat. Dia memulai kariernya sebagai pembela hak asasi manusia di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya pada 1993.

Poengky sempat aktif di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada Divisi Kampanye dan Hubungan Internasional. Pada 2002, Poengky tercatat sebagai salah satu pendiri Imparsial bersama 18 orang penggerak HAM lainnya. Imparsial adalah lembaga swadaya masyarakat yang aktif bergerak di bidang HAM dan reformasi sektor keamanan.

Siapa Pejabat Lain yang Dihubungi Sambo Setelah Yoshua Mati. Baca Halaman Berikutnya:

2. Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam

Telepon Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam berbunyi, ada telepon masuk dari Irjen Ferdy Sambo yang saat itu masih menjabat Kadiv Propam Polri. Berdasarkan komunikasi di telepon itu keduanya akhirnya bertemu pada Senin 11 Juli 2022 di Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri.

Saat keduanya bertemu, kasus kematian Brigadir J diumumkan oleh Karo Penmas Divis Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadha. Pengumuman itu dilakukan tiga hari setelah peristiwa berlangsung.

Sambo meminta Anam datang ke ruangannya karena diduga hendak mempengaruhinya. Namun Anam tidak mengetahui apa yang ingin disampaikan Sambo dari undangan tersebut. Karena memiliki kedekatan profesional dengan Sambo, Anam kemudian menyanggupi undangan Sambo untuk bertemu.

Memang, dalam mengerjakan tugas masing-masing, mereka kerap berkoordinasi. Keduanya juga pernah sama-sama bekerja mengungkap kasus pembunuhan para anggota laskar FPI atau biasa dikenal dengan kasus Km 50.

"Kenapa saya bisa bertemu dengan Pak Sambo? Karena memang biasanya hampir banyak kasus yang saya kirim surat ke Propam maupun ke Bidpropam di polda-polda dan sebagainya," kata Anam, Senin, 22 Agustus 2022.

Anam tidak pernah berfikir Sambo akan menangis ketika dia datang. Sambo pun, kata Anam, menceritakan kronologi peristiwa pelecehan yang dilakukan Yosua kepada istrinya serta tembak-menembak antara Bharada E dan Yosua. Kepada Anam, Sambo mengaku tidak ada di tempat saat terjadi pelecehan.

Saat itu dia sama sekali tidak tahu fakta sesungguhnya.

"Ketemu, (Sambo) cuma nangis-nangis. Saya nggak tahu apa yang terjadi," jelasnya.

Sebelum bertemu dengan Sambo di Divpropam Mabes Polri, Anam mengaku sudah melaporkan kepada Ketua Komnas HAM Taufan Damanik. Taufan mengizinkannya karena tidak melihat ada hal serius dari hal tersebut. Kala itu Taufan memang belum mengetahui kasus pembunuhan Yosua di rumah Sambo.

Masih Ada Satu Lagi Pejabat yang Dihubungi Sambo. Baca Halaman Berikut

3. Penasihat Ahli Kapolri, Fahmi Alamsyah

Fahmi Alahmsyah, penasihat ahli Kapolri dikenal dekat dengan Irjen Ferdy Sambo. Kedekatan keduanya mulai terjalin sejak 2015, ketika itu Sambo menjabat Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Menurut penuturan Fahmi, pada Minggu, 10 Juli 2022, atau dua hari setelah Yosua dibunuh, Sambo menghubunginya melalui sambungan telepon. Fahmi mengklaim Sambo mengatakan telah terjadi pelecehan seksual terhadap istrinya.

"Meskipun ini aib keluarga dan memalukan, tapi demi kehormatan, istri saya sudah lapor tentang pelecehan seksual ke Polres Jakarta Selatan," ujar Fahmi meniru pernyataan Sambo kepadanya.

Kepada Fahmi, Sambo menyebut peristiwa kematian Brigadir J sudah terendus salah satu media lokal yang ada di Jambi. Media lokal tersebut menanyakannya ke Polda Jambi. Fahmi lalu menyarankan agar Mabes Polri merilis kasus tersebut pada Senin, 11 Juli 2022.

Fahmi kemudian membuat draf rilis berdasarkan cerita Sambo. Sambo pun, menurut Fahmi, meneruskan draf itu kepada Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo.

"Sebetulnya, faktanya seperti apa, saya juga tidak tahu. Tapi saya harus percaya sebelum ada pembuktian sebaliknya. Saya menolong dalam rangka teman, sahabat, bukan dalam kapasitas Penasihat Kapolri," kata Fahmi.

Hanya saja dialog atau komunikasinya dengan Ferdy Sambo tidak dilaporkannya ke penasihat ahli Kapolri yang lain. Fahmi bersikap seolah-olah tidak tahu apa pun tentang peristiwa itu. Padahal tim Penasihat Kapolri sudah intensif berdiskusi tentang kasus tersebut sejak dirilis ke publik.

Karena itulah, Fahmi kemudian dianggap menyembunyikan sesuatu. Dia juga diduga turut terlibat dalam pembuatan skenario bohong mengenai pelecehan dan tembak-menembak, yang selama ini dinarasikan Sambo.

Desakan untuk mundur kemudian muncul dari para Penasihat Kapolri karena menganggap Fahmi menjadi bagian dari kejahatan yang dilakukan Sambo. Fahmi pun akhirnya mengundurkan diri.

Sebelum menjadi Penasihat Kapolri, Fahmi dikenal sempat bekerja di media massa. Fahmi juga sempat menjadi salah satu petinggi media online.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Kasus yang Membuat Megawati Menangis"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads