Cara Bersihkan Jejak Darah Brigadir J di Rumah Sambo: Disiram Air

Berita Nasional

Cara Bersihkan Jejak Darah Brigadir J di Rumah Sambo: Disiram Air

Tim detikX - detikSumut
Selasa, 30 Agu 2022 07:00 WIB
4 Hal dalam Perkembangan Kasus Ferdy Sambo Terbaru
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Medan -

Asisten rumah tangga (ART) yang diperintahkan Irjen Ferdy Sambo untuk membersihkan darah Brigadir J yang tewas ditembak di rumah dinas Irjen. Dilansir dari detikX, pembersihan darah itu ternyata dilakukan dengan menyiramkan air.

Hal itu diketahui dari hasil investigasi yang dilakukan oleh detikX. Tim detikX mendapatkan cerita yang disampaikan para saksi dan Sambo dalam sidang pelanggaran kode etik Polri di gedung TCCN, Jakarta, Kamis (25/8/2022), secara eksklusif.

Dijelaskan jika jenazah Brigadir J baru dibawa menggunakan ambulans ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur, sekitar pukul 19.15-19.30 WIB. Kabag Gakkum Roprovos Divpropam Kombes Susanto yang meminta agar ambulans ini datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesaksiannya pada Jumat yang lalu, Susanto mengaku diperintah oleh Irjen Ferdy Sambo untuk memanggil ambulans dan mengawal jenazah Brigadir J ke RS Kramat Jati.

Setelah jenazah dibawa ambulans, seorang ART yang berada di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo tiba-tiba menyiram darah di TKP dengan seember air.

ADVERTISEMENT

Melihat hal itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan saat itu, Kombes Budhi Herdi, menanyakan siapa yang memerintahkannya menyiram darah tersebut.

"Perintah Bapak (Ferdy Sambo)," tutur ART itu kepada Budhi.

Dijelaskan juga, saat itu Karo Provos Brigjen Benny Ali, Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan. Kepada Benny dan Hendra, Sambo memerintahkan agar penanganan kasus ini ditangani oleh tim Provos Mabes Polri saja. Sambo beralasan, kejadian ini harus lebih dulu ditangani tim Provos karena melibatkan dua anggota kepolisian.

Benny melaksanakan perintah itu dengan meminta penyidik di TKP menyerahkan semua barang bukti dan saksi kepada tim Provos. Sejumlah barang bukti di TKP, yaitu 10 selongsong peluru, 3 proyektil, 4 serpihan peluru, 1 pucuk senjata HS-9, 9 peluru HS-9, 1 pucuk senjata Glock-17, dan 12 peluru Glock-17, pun akhirnya dibawa ke kantor Provos. Begitu pula dengan para saksi, yaitu Kuat Ma'ruf, Bripka Ricky Rizal, dan Bharada Richard. Ketiganya diperiksa oleh anggota Biro Paminal di bawah Brigjen Hendra Kurniawan.

Tim detikX telah berupaya menghubungi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo untuk mengkonfirmasi seluruh temuan ini. Namun, sampai naskah ini diterbitkan, Dedi belum menjawab telepon maupun pesan singkat kami. Sementara itu, Kabag Penum Kombes Nurul Azizah mengaku tidak tahu-menahu soal isi sidang etik Sambo. Dia meminta tim detikX langsung menghubungi timsus.

"Saya nggak bisa (jelaskan), Karo (Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan) juga tidak bisa, karena bukan timsus," tulis Nurul melalui pesan singkat.

Tim detikX juga telah menghubungi Kadiv Propam Polri Irjen Syahar Diantono terkait temuan ini. Namun Syahar sama sekali tidak menggubris permohonan wawancara. Tim detikX juga menghubungi komisioner Kompolnas Pudji Hartanto, yang mengklaim hadir dalam persidangan etik Sambo. Pudji tidak membantah cerita yang kami dapatkan. Dia lantas memberikan pernyataan Sambo yang ia catat pada saat sidang etik berlangsung.

"Saya membenarkan semua keterangan saksi di sidang etik ini walaupun ada beberapa hal yang akan saya buktikan sebagai pembelaan saat di sidang pengadilan pidana nantinya," kata Sambo sebagaimana disampaikan Pudji kepada reporter detikX.

Tim detikX juga telah berupaya menghubungi pengacara Sambo, Arman Hanis, untuk meminta tanggapan terkait pernyataan Sambo dalam sidang etik itu. Namun Arman menolak permintaan wawancara kami dengan menyatakan bahwa dia akan berbicara pekan ini kepada media.




(afb/afb)


Hide Ads