Anggota DPRD Palembang M Sukri Zen melakukan aksi brutal dengan menganiaya seorang wanita bernama Tata (31) karena antrean di SPBU. Korban mengaku dipukuli hingga jari tagannya dipelintir oleh pelaku.
Peristiwa itu terjadi di SPBU Jalan Demang Lebar Daun, Ilir Barat I, Palembang pada Jumat (5/8) lalu. Aksi brutal M Sukri Zen terekam kamera, videonya pun kemudian viral di media sosial.
"Kejadiannya itu malam hari, pada 5 Agustus. Mobil itu ibu saya yang bawa. Kami berdua dalam mobil mau isi minyak," kata Tata kepada detikSumut, Rabu (24/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata bercerita, sebelum dianiaya pelaku terlebih dahulu memaki dirinya dan ibunya. Saat itu, kata Tata, dia dan ibunya sedang mengantre untuk mengisi bahan bakar Pertalite. Di depan mereka masih ada dua mobil yang hendak mengisi bahan bakar.
Saat hendak maju, tiba-tiba mobil dengan nomor BG 7 UB yang dikendarai M Sukri Zen menerobos antrean tepat di depan mobil mereka. Ia menduga karena tak diizinkan menerobos antrean, pria pengendara mobil itu lantas emosi. Dia membuka jendela dan memaki Tata dan ibunya dengan kata-kata kotor.
"Dia main-mainkan lampu ke arah kami, kan kami silau. Tapi itu tak kami hiraukan dan kami tetap tak memberikan izin dia untuk menerobos antrean," jelasnya.
Usai mengumpat korban, Sukri Zen memundurkan mobil ke belakang dan keluar. Dia mendatangi Tata dan ibunya sembari memaki.
Tak sampai di situ, Tata juga mengaku dipukuli Sukri. Saat itu, Tata turun dan menanyai kenapa sampai dimaki.
"Terus saya turun. Saya tanya gimana Pak maksudnya apa memaki ibu saya seperti itu. Dia langsung mukulin saya kayak nggak mikir lagi. Saya dipukulnya di lengan, terus di kepala, bibir, sama jari dipelintir," bebernya.
Setelah aksi brutalnya terhadap Tata viral, M Sukri Zen pun buka suara. Dia meminta maaf atas perbuatannya khususnya kepada korban yakni Tata.
"Aku pribadi meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat ramai. Dan kepada yang bersangkutan (Tata) aku juga mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Sukri, kepada wartawan, Rabu (24/8/2022).
Menurutnya, peristiwa itu terjadi saat dia yang ingin membeli BBM jenis Pertamax dan Tata mengantre hendak membeli Pertalite.
"Jadi kejadiannya itu aku mau antre beli Pertamax dan dia mau beli Pertalite," katanya.
Saat itu, kata dia, dia meminta jalan kepada Tata. Akan tetapi, Tata yang berpikir dia hendak menerobos antrean Pertalite sehingga tidak memberikannya jalan.
"Aku mau beli Pertamax, dia mau beli Pertalite dan aku minta (dikasih) jalan, sudah itu saja," katanya.
(astj/astj)