Mengingat Ucapan Kombes Budhi soal Insiden Baku Tembak di Rumah Sambo

Berita Nasional

Mengingat Ucapan Kombes Budhi soal Insiden Baku Tembak di Rumah Sambo

Tim detikNews - detikSumut
Selasa, 23 Agu 2022 19:47 WIB
Kapolres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) Kombes Budhi Herdi Susianto (Karin NS/detikcom)
Kombes Budhi saat merilis peristiwa baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo (Karin NS/detikcom)
Jakarta -

Bukan hanya dikurung di tempat khusus (Patsus) Mako Brimob, Kombes Budhi Herdi Susianto juga dicopot dari jabatan Kapolres Jakarta Selatan (Jaksel). Pencopotan Budhi terkait kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

Kombes Budhi merupakan orang kedua yang menyampaikan narasi ke publik bahwa insiden di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo sebagai adalah baku tembak antara Bharada E aliat Richard Eliezer dengan Brigadir J. Peristiwa baku tembak itu yang menyebabkan Brigadir J tewas.

Keterangan itu disampaikan Kombes Budhi pada 12 Juli 2022. Menurut Budhi saat itu, Bharada E mendengar suara teriakan dari istri Sambo, Putri Candrawathi. Dia mengatakan teriakan itu keluar dari mulut Putri karena dilecehkan oleh Brigadir J.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Brigadir J pada saat masuk tadi ke ruang Ibu pada saat akan sesaat setelah melakukan pelecehan, dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala Ibu Kadiv," kata Budhi saat itu.

Bharada E kemudian turun dari lantai 2 ke kamar Putri dan bertanya soal apa yang terjadi ke Brigadir J. Pertanyaan Bharada E dijawab Brigadir J dengan tembakan.

ADVERTISEMENT

"Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau yang dilakukan saudara J tidak mengenai saudara RE hanya mengenai tembok sehingga saudara RE berlindung di balik tangga yang arah naiknya. RE mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi penembakan di mana beberapa kali, kalau kita lihat dari TKP kami menemukan ada bekas tembakan," ucap Budhi saat itu.

Budhi juga sempat mengatakan bahwa Bharada E jago menembak. "Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue dan di resimen pelopornya dia sebagai tim penembak nomor satu kelas satu di resimen pelopor," ujar Budhi saat itu.

Tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit akhirnya membongkar fakta yang sebenarnya. Sehingga diketahui narasi yang disampaikan Budhi hanya skenario. Bahkan kini Ferdy Sambo adalah orang yang diduga menjadi dalang peristiwa itu. Peristiwa itu bukanlah 'baku tembak', melainkan 'penembakan jarak dekat' ke arah Brigadir J. Peristiwa di rumah dinas Ferdy Sambo adalah pembunuhan berencana.

Laporan soal pelecehan seksual di rumah dinas terhadap Putri Chandrawati juga tak dilanjut oleh polisi. Soalnya, itu semua adalah cerita yang dirangkai untuk merintangi penyelidikan (obstruction of justice). Soal cerita bahwa Bharada E jago menembak, hal itu dimentahkan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Justru, Brigadir J-lah yang lebih jago menembak.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads