Setelah ditetapkan sebagai tersangka dan otak dibaik pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo mulai mengungkapkan sejumlah pengakuan baru.
Pengakuan baru tersebut berbanding terbalik dengan pengakuan awal yang diskenariokan untuk menutupi perbauatannya kepada Brigadir J. Pada awal kematian Brigadir J, Jenderal bintang dua tersebut mengaku bahwa terjadi baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Dalam baku tembak tersebut, Brigadir J menembakkan 7 peluru dari pistolnya sementara Bharada E menembakkan 5 peluru. Tidak satupun peluru dari pistol Brigadir J yang mengenai Bharada E. Namun dari hasil tembakan Bharada E terjadi banyak luka ditubuh Brigadir J.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beragam cerita diciptakan Sambo. Namun akhirnya fakta dibalik kematian anggota Brimob yang pernah bertugas di Jambi tersebut terungkap. Skenario Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan ajudannya, Brigadir J telah terbongkar. Usai ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana, Sambo memberikan 6 pengakuan mengejutkan.
Sambo pun blak-blakan sejumlah hal soal pembunuhan berencana ini. Mulai dari isu pelecehan di rumah dinas, rekayasa skenario 'polisi tembak polisi', hingga motifnya dalam melakukan pembunuhan berencana.
6 pengakuan Ferdy Sambo usai jadi tersangka yang dilansir dari detikNews:
1. Mengaku Jadi Dalang Pembunuhan
Sambo ternyata mengakui jika dirinya merupakan dalang dalam kasus ini. Hal ini diungkapkan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik saat menyampaikan hasil pemeriksaan pihaknya atas Ferdy Sambo.
Taufan mengatakan, Ferdy Sambo mengakui perannya sebagai dalang pembunuhan ajudannya sendiri.
"Saya, Pak Anam dan Pak Beka tadi memeriksa saudara FS di suatu ruang khusus, yang dihadiri kami sendiri, dalam permintaan keterangan atau pemeriksaan tersebut," kata Taufan, Jumat (12/8).
"Beberapa hal yang tadi kami dapatkan, pertama adalah pengakuan saudara FS bahwa dia adalah aktor utama dari peristiwa ini," sambung Taufan.
2. Sambo Rancang Sendiri Skenario
Taufan menambahkan, Ferdy Sambo juga mengakui jika dirinya merancang sendiri rencana dan skenario pembunuhan Brigadir Yoshua. Dia juga sengaja melakukan disinformasi.
"Kedua dia mengakui bahwa, sejak awal dia lah yang melakukan langkah-langkah untuk merekayasa, mengubah atau mendisinformasi beberapa hal. Sehingga ada tahap-tahap awal misalnya yang terbangun konstruksi ceritanya, terus peristiwanya, tembak menembak," ucap Taufan.
"Tapi kemudian tadi diakuinya itu adalah hasil rancangan dia sendiri dan dia mengakui bahwa dia bersalah di dalam tindakannya yang merekayasa itu," imbuh Taufan.
Sambo juga mengaku ada berkomunikasi dengan istrinya Putri Candrawathi. Baca selanjutnya...
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Chairul Anam, mengungkap Ferdy Sambo dan istrinya sempat terlibat pembicaraan sebelum Brigadir Joshua dibunuh. Anam tak menjelaskan soal percakapan yang dimaksud, namun dia menyebut perbincangan itu berpengaruh besar terhadap Sambo.
"Dalam rekaman yang kami dapatkan dari kurang lebih satu jam, yang kita juga tadi tanyakan apa yang terjadi dalam peristiwa itu. Dan ternyata memang ada komunikasi antara Sambo dan Ibu Sambo, sehingga memang mempengaruhi, sangat mempengaruhi peristiwa yang ada di TKP (rumah nomor 46)," jelas Anam.
4. Sambo Sengaja Rusak TKP Agar Sulitkan Penyelidikan
Tak hanya itu, Ferdy Sambo juga mengakui jika dirinya sendiri yang merusak TKP. Tujuannya tak lain untuk mengaburkan hasil olah TKP awal. Anam menyampaikan, Ferdy Sambo sengaja membuat penyelidikan minim data.
"Dia yang mencoba untuk membuat TKP sedemikian rupa, sehingga semua orang juga susah untuk melakukan, membuat terang peristiwa. Karena memang ada kerusakan di TKP. Tadi kami juga tanyakan kenapa demikian, nah dia jawab dan konfirmasi, dan bertanggung jawab, kalau dalam kontes HAM, terkait barang, yang kedua terkait cerita," papar Anam.
5. Mengaku Aduan Istrinya Sulut Amarah ke Brigadir J
Pada hari sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian menyebut, Sambo mengungkapkan motif pembunuhan. Kepada penyidik, Sambo mengaku marah dan emosi kepada Brigadir J setelah mendapat aduan dari istrinya, Putri Candrawathi.
Sambo mengatakan Putri mengaku mengalami tindakan yang melukai martabat keluarga dari Brigadir J di Magelang. Brigjen Andi Rian tidak menjelaskan apa tindakan tersebut.
"Saya ingin menyampaikan satu hal bahwa di dalam keterangannya tersangka FS mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya, PC," kata Brigjen Andi Rian di Mako Brimob Kelapa Dua, Kamis (11/8).
"Telah mengalami tindakan yang melukai harkat martabat keluarga yang terjadi di Magelang yang dilakukan oleh almarhum Yoshua," kata dia.
6. Perintahkan Dua Ajudannya Bunuh Brigadir J
Tak hanya itu, Sambo juga meminta Bharada Richard Eliezer dan Bripka Ricky Rizal membunuh Brigadir J.
"Oleh karena itu, kemudian tersangka FS memanggil tersangka RR dan tersangka RE untuk melakukan pembunuhan, untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yoshua," tutur Andi Rian.
Simak Video "Video: Kasus yang Membuat Megawati Menangis"
[Gambas:Video 20detik]
(bpa/bpa)