PT Angkasa Pura II di Cabang Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru ikut turun tangan mengusut video dugaan pemalakan oleh sopir taksi. Pengusutan itu dilakukan setelah video viral.
Hasil penelusuran Angkasa Pura II, tidak ditemukan pemerasan dari personel taksi di bandara kepada pengemudi kendaraan rental sewa yang menjemput penumpang. Terutama di kawasan bandara 4 Agustus kemarin.
"Klarifikasi sudah dilakukan dengan pihak terkait. Sejalan dengan itu kami juga akan meningkatkan koordinasi kepada pihak pengelola taksi resmi agar peristiwa tidak berulang kembali," kata Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II, Hendra Irawan, Jumat (5/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kabar yang menyebut insiden itu dipicu penumpang dijemput sopir taksi online juga dibantah. Sebab bandara SSK II terbuka terhadap layanan transportasi darat bagi penumpang seperti taksi, taksi online, kendaraan sewa sepanjang sudah memenuhi regulasi yang berlaku.
"Bandara Sultan Syarif Kasim II dan para stakeholder juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan standar pelayanan bagi seluruh penumpang pesawat," ujar Irawan.
Sebelumnya video seorang pria diduga dipalak sopir taksi di Pekanbaru viral di media sosial. Pria itu diduga dipalak saat tiba di Bandara SSK II Pekanbaru.
Video dugaan pemerasan itu direkam pria bernama Bram Aditya. Dia kemudian mengunggah video itu di akun Instagram @bramadity. Video itu bahkan telah viral di media sosial sejak pagi tadi.
"Keributan itu kemarin sekitar pukul 15.00 WIB, saat saya baru sampai dari Aceh. Ya biasa kita disiapin driver, tetapi saya baru kenal langsung masukin barang ke mobil," kata Bram saat dikonfirmasi lewat seluler, Jumat (5/8/2022).
Saat memasukkan barang, seorang pria tiba-tiba masuk ke mobil. Bram mengira pria tersebut adalah rekan sopirnya dan sudah saling kenal.
"Tahu-tahu langsung masuk mobil pakai bahasa lokal, saya pikir temen driver saya. Driver saya langsung gemetaran," katanya
Saat di mobil, Bram baru menyadari bahwa sopir dan pria masuk mobil tersebut tak saling kenal. Bram menduga jika pria itu mengira ia memesan sopir taksi online.
"Saya pikir mereka ini mengira saya pakai taksi online. Saya jelaskan ini bukan taksi online, saya kasih surat tugas dan ini agen travel pesanan dari kantor," katanya.
Namun pria tersebut tak percaya, Bram dan sopir dipaksa untuk ke kantor Angkasa Pura karena telah melanggar aturan. Namun bukan ke kantor, Bram dan kedua rekannya bersama sopir justru dibawa ke tempat tongkrongan sopir taksi bandara.
"Si driver taksi ini menghubungi orang dan bilang tidak ada deking-deking. Terjadilah perdebatan, ya intinya mereka kira itu taksi online, karena sudah terlanjur jalan mereka minta bayar," katanya.
"Lalu mereka minta saya naik taksi, keluar, bayar Rp 20 ribu dan keluar naik mobil lagi. Masalah pun selesai di situ ya saya anggap itu pemerasan, saya enggak mau karena kami bertiga," katanya lagi.
(ras/afb)