11 orang keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat diperiksa oleh tim penyidik dari Bareskrik Polri. Ada delapan penyidik yang diturunkan untuk menggali keterangan dari keluarga Brigadir J.
"Ada delapan orang penyidik yang ikut memeriksa," kata Penyidik Tindak Pidana Utama TK II Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Agus Suharnoko, di Mapolda Jambi, Jumat (22/7/2022).
Pemeriksaan pihak keluarga Yoshua itu dilakukan sejak pagi tadi di Mapolda Jambi. Pihak kuasa hukum keluarga dari Jakarta pun ikut melakukan pendampingan terhadap keluarga saat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik Bareskrim Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah hampir enam jam pemeriksaan ini berlangsung. Pihak penyidik juga tidak menyebutkan terkait apa pemeriksaan ini dilakukan.
"Ya pemeriksaan keluarga lah, nantilah lebih jelasnya kita sampaikan lagi," ujar Agus.
Agus juga tidak menjawab apakah pemeriksaan keluarga Yoshua ini berkaitan dengan persoalan adanya otoupsi ulang yang diminta keluarga terhadap Brigadir J.
"Belumlah, pemeriksaan aja," terang Agus.
Dari pantauan detikSumut, pemeriksaan keluarga besar Brigadir Yoshua juga berlangsung tertutup. Para awak media juga terlihat sedang menunggu pihak keluarga Yoshua untuk menanyakan terkait apa pemeriksaan kepada keluarga Yoshua dilakukan.
Keluarga Brigadir J melalui kuasa hukum mereka melaporkan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua. Kuasa hukum keluarga melapor ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan dengan membawa sejumlah bukti, pada Senin (18/7) lalu.
"Kedatangan kita hari ini dalam rangka sebagai tim penasihat hukum dan atau juga kuasa dari keluarga almarhum Yoshua Hutabarat untuk membuat laporan polisi tentang dugaan tindak pidana dugaannya pembunuhan berencana," ujar kuasa hukum keluarga Brigadir Yoshua Kamarudin Simanjuntak di Gedung Bareskrim Polri, dikutip dari detikNews.
Selain dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, kuasa hukum juga akan melaporkan soal dugaan pencurian atau penggelapan handphone. Ponsel milik Yoshua yang diyakini pihak keluarga terdapat banyak bukti terkait kasus itu, justru tak ditemukan.
Mereka juga melaporkan dugaan peretasan yang dialami keluarga Brigadir J. Seperti diketahui, pihak keluarga merasa ponsel dan media sosial mereka diretas atau di sadap, sesaat setelah kasus ini terekspos ke publik.
(astj/astj)