Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi antesi khusus terhadap kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Jokowi meminta agar kasus ini diusut sampai tuntas dan transparan.
Jokowi bahkan dua kali bicara soal kasus yang menyita perhatian publik itu. Pertama kali Jokowi bicara tentang kasus Brigadir J ini saat di Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7) lalu. Meski bicara singkat, Jokowi meminta proses hukum dilakukan.
"Ya proses hukum harus dilakukan," kata Jokowi waktu itu seperti dikutip detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi kembali berbicara sial kasus itu untuk kedua kalinya saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Rinca, Kapupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu, dia meminta pengusutan kasus kematian Brigadir J diungkap secara terang benderang dan tidak ditutup-tutupi.
"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!" kata Jokowi.
"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada ini. Ini yang harus dijaga. Kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," tegasnya.
Polri pun merespons arahan Jokowi. Polri mengatakan akan bekerja maksimal.
"Tim masih bekerja maksimal," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dimintai konfirmasi, Kamis (21/7).
Temuan terbaru, Polri mendapatkan rekaman CCTV di dekat rumah Irjen Ferdy Sambo yang merupakan TKP baku tembak Brigadir Yoshua dengan Bharada E.
"Di sepanjang jalan sekitar TKP (tempat kejadian perkara)," kata Dedi.
Dedi mengatakan bukti CCTV itu kini sedang diperiksa di Laboratorium Forensik Polri. Dedi belum menerangkan berapa jumlah CCTV yang ditemukan.
"Saat ini sedang diperiksa Laboratorium Forensik sesuai yang disampaikan Dirpidum (Direktur Tindak Pidana Umum) semalam," ucap Dedi.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Diketahui, Brigadir Yoshua alias Brigadir J tewas ditembak Bharada E. Insiden polisi tembak polisi itu terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7) lalu. Buntut dari penembakan itu, Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya.
Pihak keluarga merasa banyak yang janggal atas kematian Brigadir Yoshua. Tudingan bahwa Brigadir Yoshua nekat masuk kamar dan melecehkan istri Ferdy Sambo dinilai pihak janggal oleh keluarga. Apalagi sampai saat ini belum ada bukti soal tudingan itu.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga sudah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus ini. Tim khusus ini dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Kapolri memastikan proses penyelidikan, penyidikan, hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik.
Simak Video "Kasus Polisi Tembak Polisi Sampai ke Telinga Jokowi"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)