Jokowi Meminta Penanganan Kasus Brigadir Yoshua Transparan

Jokowi Meminta Penanganan Kasus Brigadir Yoshua Transparan

Tim detikNews - detikSumut
Kamis, 21 Jul 2022 18:26 WIB
Presiden Jokowi di Pulau Rinca (Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi di Pulau Rinca (Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Medan -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memperhatikan penanganan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat yang diduga ditembak oleh Bharada E di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Kasus yang menyimpan sejumlah misteri tersebut dinyatakan saat ini mulai menunjukkan titik terang. Pihak kepolisian menyatakan bahwa kamera pengawas atau CCTV telah ditemukan sebagai salah satu alat bukti untuk mengungkap kebenaran dibalik kematian Yoshua.

Selain itu, pihak kepolisian juga akan melakukan autopsi ulang terhadap Brigadir Yoshua. Autopsi akan dilakukan dengan melibatkan tim independen diluar dokter forensik kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya sebatas itu saja, sejumlah pejabat kepolisian dinonaktifkan buntut kasus penembakan Brigadir J. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, penonaktifan juga dilakukan terhadap Kepala Biro Pengamanan Internal (Paminal) Polri Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdy Susianto.

ADVERTISEMENT

Menanggapi kasus tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kasus itu diusut tuntas secara transparan.

"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!" kata Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/7/2022).

Jokowi mengatakan pentingnya transparansi dalam penyelidikan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J. Hal itu agar tidak muncul keraguan masyarakat terhadap institusi Polri.

"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga. Kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," ujar dia.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan pihak kepolisian terbuka untuk penanganan kasus Brigadir Yoshua.

Dedi menyebutkan penonaktifan sejumlah pejabat di Polri upaya menjaga transparansi, objektivitas, dan akuntabilitas Polri dalam mengungkap kasus baku tembak antaranggota tersebut.

Polisi juga menemukan CCTV terkait kasus penembakan Brigadir J. Bukti petunjuk CCTV ini diharapkan dapat membuat terang kasus yang disebut terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo ini.

"Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Irjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022).

Rekaman CCTV akan didalami oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dedi mengatakan CCTV tersebut akan dibuka ke publik apabila penyidikan oleh tim khusus selesai.




(bpa/bpa)


Hide Ads