Politisi PDIP Trimedya Panjaitan kembali mengungkapkan kejanggalan pada insiden tewasnya Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat yang disebut karena baku tembak dengan Bharada E. Hanya saja, sampai saat ini polisi belum ada memperlihatkan situasi atau bekas baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J di tempat kejadian perkara (TKP) yang juga rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Satu kejanggalan yang paling mencolok kan tidak ada olah ke TKP," ujarnya dikutip detikNews, Minggu (17/7/2022).
Trimedya mendorong kehadiran pers supaya dapat memperlihatkan bekas baku tembak kepada masyarakat.
"Kasus teroris aja wartawan dikasih akses. Itu kan untuk mendapat informasi ke masyarakat, tapi itu kan tidak pernah ada," tutur legislator asal Sumatera Utara ini.
Anggota Komisi III DPR ini pun kemudian mempertanyakan bukti bekas peluru yang disebut ditembakkan oleh Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. "Kalau katanya baku tembak, katakanlah Yosua Hutabarat ini nggak ada yang kena, ke mana tuh pelurunya dia tuh. Ada nggak di lokasi rumahnya, yang bolong-bolong kena peluru, apa di tangga, apa di tembok," jelasnya.
Trimedya mempertanyakan konferensi pers Polres Jakarta Selatan terkait kasus polisi tembak polisi yang tidak menunjukkan barang bukti perkara ke publik, Selasa (12/7) lalu. Dia menilai ada sejumlah kejanggalan.
"Kan di mana-mana kalau konpers barang bukti ditunjukkan. Senjata yang dipakai E mana, oleh Yosua mana, pelurunya mana. Misalnya di pistolnya Yosua masih ada berapa peluru lagi dan pelurunya jenis apa. Di pistolnya si E ada berapa peluru, pelurunya jenis apa. Itu kan seharusnya diberi tahu," ujar dia.
"Sejak dari awal tidak transparan dan banyak kejanggalan-kejanggalan, ya," lanjutnya.
Trimedya mendorong Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera menonjobkan Irjen Ferdy Sambo selama masih tersangkut dalam kasus polisi tembak polisi. Dia meyakini Jenderal Sigit akan melakukannya pada pekan depan lantaran desakan itu tak lagi terbendung.
"Harapannya kepada Pak Kapolri supaya dinonjobkanlah Pak Sambo. Kalau dia memang sudah selesai pemeriksaan, tidak ada sangkut paut dengan urusan ini, berikan jabatannya itu lagi, gitu, lo," katanya.
"Tapi saya percaya minggu depan akan dilakukan oleh Pak Kapolri, karena ini tidak bisa ditahan lagi, semua masyarakat marah. Lihat aja statement-nya Pak Mahfud, Presiden juga langsung respons. Saya pikir nggak ada yang bisa ditahan," imbuhnya.
Elite PDIP itu menilai reputasi Polri bakal menjadi taruhan dalam penanganan kasus ini.
"Dan taruhannya terlalu mahal untuk melindungi orang per orang, soal reputasi Polri," kata dia.
Diketahui, Brigadir Yoshua alias Brigadir J (sebelumnya ditulis Brigadir Yosua), tewas ditembak rekannya sendiri, Bharada E. Insiden polisi tembak polisi itu terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7) lalu.
Pihak keluarga merasa banyak yang janggal atas kematian Brigadir J. Tudingan bahwa Brigadir Yoshua nekat masuk kamar dan melecehkan istri Ferdy Sambo dinilai pihak janggal oleh keluarga. Apalagi sampai saat ini belum ada bukti soal tudingan itu.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga sudah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus ini. Tim khusus ini dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Kapolri memastikan proses penyelidikan, penyidikan, hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik.
Simak Video "Babak Baru Tewasnya Brigadir Yoshua, Pihak Keluarga Sebut Ada Tersangka"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)