.webp)
Kapolda Jambi Irjen Albertus Rachmad Wibowo kembali mengunjungi rumah duka Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat setelah sebelumnya berkunjung untuk berbelasungkawa.
Kedatangan Jenderal bintang dua ke rumah duka untuk ikut gelar doa bersama keluarga setelah kepergian Brigadir Yoshua.
"Iya tadi bapak Kapolda Jambi kembali mengunjungi kami, bapak Kapolda kemari untuk ikut gelar doa bersama disini," kata ayah kandung Yoshua, Samuel Hutabarat kepada DetikSumut, Jumat (15/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Rachmad sebagai pucuk pimpinan di kepolisian Jambi memang menjadi bentuk penyemangat bagi keluarga Yoshua terutama kedua orang tuanya.
Hadirinya orang nomor satu di kepolisian Jambi tersebut memang membuat orang tua Yoshua turut bahagia meskipun dalam hati mereka masih terdapat kesedihan yang begitu mendalam. Pihak keluarga tak terlalu banyak bercerita atas insiden yang dialami oleh anak kandungnya hingga akhirnya meninggal dunia.
"Memang tidak banyak perbincangan kami bersama bapak Kapolda, apalagi kehadiran bapak Kapolda itu disampaikannya hanya untuk ikut berbelasungkawa pada waktu itu dan tadi hanya untuk berdoa tidak ada menyenggol soal insiden itu, kami juga tidak berani banyak bicara," ujar Samuel
"Kalau kemarin bapak hampir satu jam disini mulai berikan ucapan duka lalu wejangan-wejangan untuk keluarga, dan kemudian mengunjungi ke pemakaman anak saya. Jika datang tadi itu bapak ikut berdoa bersama," sambung Samuel.
Usai habis doa bersama di rumah duka, Kapolda Jambi lagi-lagi kembali sampaikan rasa dukanya buat orang tua Yoshua. Ia juga memberikan suport buat keluarga dan meminta agar keluarga tetap bersabar dan menyerahkan semua kasus itu ke Polri.
Kapolda membawa tim dokter dari kepolisian Jambi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh bagi kedua orang tua Yoshua.
"Tadi syukurlah kami diperiksa kesehatan kami kan, lalu kakak saya ibunya dari Yoshua juga diberikan obat untuk jaga kesehatannya juga kan karena sudah berapa hari kami jarang tidur, apalagi kakak saya, ibu nya Yoshua yang sangat terpukul, karena selalu nangis saja kan selalu terbayang anaknya," kata Tante Yoshua, Rohani Simajuntak.
Rohani tetap berharap, agar kasus yang menewaskan Yoshua itu bisa terbongkar dan pengungkapan kasusnya bisa secara transparan dan berlaku adil.
"Kita hanya berharap agar ini bisa berjalan adil ya, bisa tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Kami disini tidak mengatakan anak saya ini benar dan kami juga tidak mengatakan anak saya salah, maupun demikian disana. Kami hanya ingin kasus ini bisa terungkap dan transparan. Hukum yang berlaku adil lah ya," harap Rohani.
(bpa/bpa)
