Pihak keluarga mengungkapkan banyak kejanggalan atas meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Fredy Sambo. Selain rekaman CCTV yang tak ada, pihak keluarga juga mempertanyakan telepon genggam atau HP Brigadir Yoshua.
"Kita tanya CCTV dibilang CCTV nggak ada. Tak mungkinlah CCTV tak ada di rumah seorang jenderal kan, kata kita waktu itu. Lalu kita tanyakan mana handphone anak kita, disebut hilang tidak ditemukan," kata tante Brigadir Yoshua, Rohani Simajuntak, Rabu (13/7/2022).
Hal itu ditanyakan pihak keluarga kepada polisi yang diutus dari Jakarta untuk membawa jenazah Brigadir Yoshua ke Jambi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mempertanyakan hal itu karena tak percaya dengan kronologi yang diungkap polisi. Mereka tak percaya begitu saja anak mereka melecehkan istri jenderal, karena Brigadir Yoshua sudah lama bertugas menjadi pengawal di sana.
Pihak keluarga yakin, terdapat banyak percakapan yang bisa digunakan sebagai bukti untuk mengusut kasus itu. Namun sayang, kata polisi yang diutus untuk mengantar jenazah Yoshua, ponsel itu hilang.
"Harusnya disitu juga bisa dilihatkan bukti-bukti dari percakapannya," sebut Rohani.
Pihak keluarga mendesak Polri mengusut tuntas kasus ini. Sebab, sampai saat ini mereka belum percaya dengan kronologi yang diungkap polisi. Mereka masih merasa ada yang janggal dari kasus itu.
Apalagi, tewasnya Brigadir Yoshua yang sudah lama menjadi ajudan disebut karena melecehkan istri Kadiv Propam Polri, Irjen Fredy Sambo.
"Kita harap semoga ini bisa terungkaplah agar semua terang benderang kasusnya. Jangan sampai kami orang lemah tidak ditanggapi. Kami juga berharap Bapak Kapolri kami dibantulah. Itu saja. Buat Bapak Jokowi juga mohon kami dibantu juga agar kasus ini bisa diungkap sebaik-baiknya," terang Rohani.
Brigadir Yoshua diketahui tewas ditembak rekannya sesama polisi, Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Fredy Sambo. Pihak kepolisian kini tengah mengusut kasus ini.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahkan membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Dia meminta tim itu mengusut tuntas kasus ini dengan transparan dan objektif. Komnas HAM dan Kompolnas juga dilibatkan dalam pengusutan kasus ini.
(dpw/dpw)