Pihak keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat berharap ada titik terang atas kematian anak mereka. Pihak keluarga hanya bisa berdoa kepada Tuhan dan mengharapkan keadilan dari pihak yang ingin membantu.
Hal itu diutarakan oleh Tante dari Brigadir Yosua, Rohani Simanjutak di rumah duka keluarga di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Selasa (12/7/2022).
Menurut penuturan Rohani, pihak keluarga menyerahkan semua kasus kematian keponakannya itu kepihak kepolisian di Jakarta. Rohani mengaku keluarga belum berpikir menempuh jalur hukum karena kondisi keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan apa-apalah ya, kami ini orang lemah, kami belum ada kepikiran kesitu, kami percayakan semuanya ke polisi biar dapat ditangani kasus ini dengan seadil-adilnya," kata Rohani kepada detikSumut.
Namun jika ada yang bersedia membantu pihak keluarganya untuk menempuh jalur hukum, Rohani mengaku senang dan bahagia supaya pihak keluarganya terbantu serta kasus kematian keponakannya itu bisa terbongkar jelas.
"Kalau ada yang mau membantu pasti kami senang dan terima. Cuman kami inginnya kasus ini bisa terang benderang. Jika memang anak kami ini bersalah ya tak perlu sampai ditembak sampai segitunya sampai ditembak berkali-kali gitu, lalu ada luka lebam dan seperti sayatan, itu yang buat kami janggal dan ingin sekali bisa terungkap jelas," ujar Rohani
Sementara sejauh ini seluruh pihak keluarga Brigpol Yosua masih belum percaya atas kematiannya itu sekedar luka tembak saja. Keluarga bahkan mengaku ada yang janggal setelah melihat langsung jenazah Brigpol Yosua ketika diantarkan dari Jakarta ke Jambi.
"Ya kejanggalan kami itu dari luka lebam di bagian perut kami lihat ya, lalu ada luka di kaki juga, terus seperti luka akibat sayatan juga itu yang buat kami janggal, kami hanya ingin terungkap sebenar-benarnya kasus ini. Lalu masalah CCTV itu juga mesti ada, kalau memang anak kami salah kami pasti nerima jika ada bukti hasil CCTV-nya itu," sebut Rohani
Rohani bahkan mengaku jika selama ini Brigpol Yosua tak pernah sedikitpun bercerita tentang keluhannya bertugas sebagai ajudan. Apalagi Yosua selalu memberitahukan ke pihak keluarga besarnya di Jambi jika selama menjadi ajudan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo merasa bahagia lantaran keluarga besar Ferdy Sambo disebut baik dan sudah dianggap layaknya keluarga.
"Tak ada sedikitpun yang macam-macam, malahan bapak sama ibu itu disebut baik lalu anak-anaknya juga sama. Pada kompak kebaikannya. Dan saya merasa yakin pula tidak mungkin juga kalau sudah baik seperti itu anak saya tega akan lakukan perbuatan yang banyak disebut seperti di beritakan itu, yang dianggap mau melecehkan segala. Kami minta ini dapat terungkap," sebut Rohani.
Dikutip dari detikNews Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Tim ini akan dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Penjelasan ini disampaikan Jenderal Sigit di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022). Sigit berharap kasus ini bisa ditangani dengan transparan dan akuntabel.
"Kasus yang tentunya melibatkan anggota karena memang terjadi baku tembak antara anggota dan anggota dan kami juga mendapatkan banyak informasi terkait dengan berita-berita liar yang beredar, yang tentunya kita juga ingin bahwa semuanya ini bisa tertangani dengan baik," jelasnya
"Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabaintelkam, kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan termasuk juga dari fungsi dari Provos dan Paminal," jelasnya.
(bpa/bpa)