Idul Adha Indonesia-Arab Saudi Kok Beda? Simak Penjelasan Ahlinya

Aceh

Idul Adha Indonesia-Arab Saudi Kok Beda? Simak Penjelasan Ahlinya

Agus Setyadi - detikSumut
Selasa, 05 Jul 2022 16:49 WIB
Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat pelaksanaan Rukyatul Hilal di Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, Rabu (29/6/2022). Pengamatan posisi bulan yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Zulhijah dan Idul Adha 1443 H/2022 M di pantai tersebut tidak berhasil melihat hilal karena kondisi cuaca berawan serta ketinggian hilal yang masih terlalu rendah. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.
Pemantauan hilal (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Banda Aceh -

Pemerintah Indonesia menetapkan 10 Zulhijah atau lebaran Idul Adha jatuh pada Minggu 10 Juli mendatang. Di Arab Saudi, lebih cepat sehari. Kok bisa beda?

Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra mengatakan, penentuan 9 atau 10 Zulhijah oleh Kemenag dilakukan dengan rukyatulhilal awal Zulhijah pada tanggal 29 Zulqa'dah lalu. Tidak ada satupun perukyat yang melihat hilal sehingga Zulqa'dah disempurnakan 30 hari.

Berbeda dengan di Arab Saudi, kata Alfirdaus, hilal terlihat pada waktu Magrib ketika rukyat dilakukan sehingga Zulqa'dah tak perlu disempurnakan. 1 Zulhijah lebih cepat di Arab Saudi dibandingkan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa di Saudi terlihat hilal padahal Saudi 4 jam lebih lambat dari Indonesia atau Aceh atau dengan bahasa lain, Aceh kan lebih dahulu merasakan siang dari pada Saudi? Menjadi catatan penting bahwa pergantian hari dalam Islam adalah waktu Magrib, bukan terbit matahari, dan pergantian bulan Hijriah adalah dengan hilal bukan dengan posisi matahari," kata Alfirdaus dalam keterangannya, Selasa (5/7/2022).

"Maka secara penanggalan hijriah bisa saja Indonesia tidak sama dengan Saudi pada kasus kali ini, karena ketika pergantian hari terjadi bakda Maghrib, tidak ada laporan hilal terlihat di Indonesia atau Aceh, ketinggian hilal 1 sampai 3 derajat dengan elongasi maksimal 4 derajat di seluruh Indonesia menyebabkan hilal belum terlihat dan belum imkan rukyat. Dan di Saudi hilal sudah pada posisi sekitar 5 derajat dnegan elongasi di atas 6 derajat dan sudah memungkinkan untuk di rukyat," ujar Alfirdaus.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, wilayah berdekatan dengan Indonesia semua Idul Adhanya pada Minggu 10 Juli. Dia mencontohkan Malaysia serta Brunei Darussalam.

"Banyak wilayah yang di sebelah barat Saudi ber-adha di tanggal 9 Juli seperti Mesir, Sudan, Maroko, dan lainnya," jelas Firdaus.

Alfirdaus mengajak masyarakat untuk menghargai perbedaan dan tidak perlu memperdebatkannya. Dia juga mengajak masyarakat Aceh berpuasa sunnah Arafah atau pada 9 Zulhijjah.

"Jikalau ada yang berijtihad Idul Adha harus sama dengan Saudi baik alasan wukuf di Arafah atau karena hilal di tanggal 29 Zulqa'dah sudah 'wujud' di atas ufuk dengan ketinggian sekitar 1 s.d 3 derajat, maka ini adalah ranah khilafiyah yang tidak perlu diperdebatkan melainkan mari tingkatkan toleransi untuk saling menghargai dan InsyaAllah kita semua akan beridul Adha sama di tanggal 10 Zulhijah 1443 H walau harinya berbeda," ujar Alfirdaus.




(agse/astj)


Hide Ads