Wali Nagari Padang Lua Cekcok dengan Kerabat Walkot Bukittinggi

Sumatera Barat

Wali Nagari Padang Lua Cekcok dengan Kerabat Walkot Bukittinggi

Jeka Kampai - detikSumut
Senin, 27 Jun 2022 23:38 WIB
Penertiban pedagang pasar yang buat Wali Nagari Padang Lau cekcok dengan kerabat Wali Kota Bukit Tinggi. (foto: istimewa)
Penertiban pedagang pasar yang buat Wali Nagari Padang Lau cekcok dengan kerabat Wali Kota Bukit Tinggi. (foto: istimewa)
Padang -

Sebuah video beredar luas di sosial media, memperlihatkan cekcok dan perang mulut di tengah pasar. Salah seorang diantaranya sampai menyebut-nyebut nama Wali Kota Bukittinggi, Erman Syafar sebagai kakaknya.

Dilihat detikSumut Senin (27/6/2022), dalam video terlihat seorang wanita terlibat perang mulut dengan seorang lelaki yang kemudian diketahui adalah Wali Nagari Padang Lua, Edison Alung.

"Aden (saya) kakak Wali Kota Bukittinggi," kata perempuan dalam video itu dengan nada tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usut punya usut, insiden itu terjadi di Pasar Padang Lua, Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam pada Jum'at (24/6) lalu. Perang mulut terjadi saat Wali Nagari bersama sejumlah petugas sedang melakukan penertiban pedagang pasar yang kerap menyebabkan terganggunya arus lalu lintas.

Pasar Padang Lua sendiri berada di pinggir jalan raya Padang-Bukittinggi. Jalur ini sejak lama dikenal sebagai lokasi titik macet. Nah, saat itu petugas sedang melakukan penertiban.

Wanita yang mengaku kakak wali kota tersebut merupakan salah satu pemilik toko di sana. Ia merasa penertiban yang sedang dilakukan petugas, mengganggu pelanggannya yang sedang parkir di depan toko.

ADVERTISEMENT

Mendengar nama Wali Kota Bukittinggi, Erman Syafar disebut, Wali Nagari Edison Alung yang semula diam langsung bereaksi dan menyebut jika wilayah Padang Luar tak ada kaitannya dengan Kota Bukittinggi, karena masuk dalam wilayah Kabupaten Agam.

Wali Nagari Padang Edison Alung membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Edison, saat kejadian, pihaknya bersama perangkat nagari dan petugas pasar, melakukan penertiban secara persuasif. Para pedagang yang menggelar dagangannya hingga ke jalanan, diminta untuk menggeser dagangannya. Begitu juga halnya dengan kendaraan yang parkir di tengah jalan.

"Di sini macet sekali. Pasar jadi seperti terminal bayangan. Efeknya memakan badan jalan. Jadi kita mencoba melakukan penertiban secara persuasif," kata Edison.

Saat penertiban sedang berlangsung itulah, salah seorang wanita yang mengaku pemilik toko keluar bertemu petugas. Ia tidak terima dengan apa yang sedang dilakukan petugas, karena dianggap mengganggu kenyamanan pelanggannya yang sedang parkir. Sang wanita menyebut dirinya sebagai kakak Wali Kota Bukittinggi, Erman Syafar.

"Memang ada insiden kemarin. Tapi kita tidak mengetahui apakah memang sang pemilik toko benar kakak wali kota atau tidak, kita tidak mengetahui. Yang penting kita jalan di aturan. (Lokasi) ini berada di Kabupaten Agam, di bawah Bupati Agam. Dan perpanjangan Bupati Agam adalah Wali Nagari," jelas dia.

Ia menegaskan tidak mengganggu aktivitas jual beli di sebuah toko. "Kita bukan menutup lokasi para pembeli, tapi kita menertibkan terminal bayangan. Efek terminal bayangan itu memakan badan jalan yang menimbulkan kemacetan," katanya lagi.




(astj/astj)


Hide Ads