Nakes di Medan Minta Terdakwa Kasus Vaksin Kosong Dibebaskan

Nakes di Medan Minta Terdakwa Kasus Vaksin Kosong Dibebaskan

Datuk Haris Molana - detikSumut
Selasa, 14 Jun 2022 16:31 WIB
Aksi damai nakes di Kota Medan (Datuk/detikSumut)
Aksi damai nakes di Kota Medan (Datuk/detikSumut)
Medan -

Sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) yang terdiri dari beberapa organisasi dokter menggelar aksi solidaritas. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada G, dokter yang tersandung kasus dugaan pemberian vaksin kosong.

Aksi ini dilakukan menjelang sidang perdana terhadap dokter G di PN Medan. Pantauan detikSumut, Selasa (14/6/2022), sejumlah orang berjalan kaki dari Lapangan Benteng menuju Pengadilan Negeri Medan. Sesaat tiba di depan gerbang, petugas keamanan PN Medan langsung menutup pintu.

Mereka pun selanjutnya menyampaikan aspirasinya sambil memegang spanduk bertuliskan 'Majelis Hakim PN Medan Kami mohon tegakkan hukum dan keadilan. Stop kriminalisasi dokter yang mengabdi sebagai relawan vaksinasi COVID-19. Kami siap mengabdi untuk ibu pertiwi, tidak butuh penghargaan. Tapi kami butuh perlindungan dalam tugas profesi. #KoinUntukdrG #SAVE DOKTER G'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam aspirasinya, mereka meminta dokter G dibebaskan dari segala tuntutan hukum. "Bebaskan dari segala tuntutan," teriak salah satu massa itu.

Setelah itu, mereka kemudian membubuhkan tanda tangannya masing-masing di selembar spanduk yang telah disiapkan.

ADVERTISEMENT

Diketahui polisi memproses kasus dugaan suntikan vaksin kosong kepada siswa SD di Medan. Polisi kini menetapkan dokter G yang menyuntikkan vaksin kosong sebagai tersangka.

"Sudah meningkatkan perkara ini ke tingkat penyidikan, dan sudah menetapkan tersangka satu orang saat ini, yaitu dokter G," kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak di Mapolda Sumut, Sabtu (29/1).

Panca menyebut, dari hasil pemeriksaan laboratorium kepada siswa itu, tidak ditemukan adanya vaksin. Polisi masih mendalami hal ini apakah karena kesengajaan atau kelalaian.

"Ditangani tim gabungan. Perkembangan terakhir, penyidik sudah melakukan pengembangan kepada saksi-saksi, termasuk melakukan pemeriksaan secara laboratorium terhadap anak yang viral itu terkait kandungan imunnya. Ternyata hasilnya dugaan kita memang tidak ditemukan vaksin itu di tubuh si anak," ucap Panca.

Panca mengatakan pihaknya juga mendalami penyebab banyaknya sisa vaksin dari acara vaksinasi itu. Panca mengatakan proses penanganan kasus ini mereka lakukan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Kita melihat apakah ini ada unsur kesengajaan atau kelalaian. Ini berkaitan dengan sebuah profesi yang harusnya paham dengan jarum suntik. Ini yang sedang kita dalami bersama teman-teman IDI," jelas Panca.

Sebelumnya diberitakan, video yang menunjukkan vaksin kosong disuntikkan ke anak SD di Medan viral. Polisi pun turun tangan menyelidiki kasus ini.




(dhm/astj)


Hide Ads