Anak Bupati Langkat nonaktif bernama Dewa Perangin Angin yang merupakan salah satu tersangka kasus kerangkeng hadir saat rekonstruksi di Aula Tribrata Polda Sumut. Dalam rekonstruksi itu, peran Dewa pun terungkap.
Dewa disebut ikut terlibat menganiaya salah satu korban yang tewas bernama Sarianta Ginting. Penganiayaan itu awalnya terjadi ketika Dewa datang ke kerangkeng lalu menginterogasi Sarianta Ginting.
Saat diinterogasi, jawaban Sarianta tidak sesuai dengan pertanyaan Dewa sehingga dia menyuruh Sarianto untuk bergantung di jeruji kerangkeng. Pada saat itu Dewa masih tetap menginterogasi Sarianto Ginting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat posisi Sarianto Ginting sudah menggantung di jeruji besi selanjutnya Dewa Perangin Angin menyuruh salah satu rekannya untuk mengambil plastik dan kemudian plastik dibakar sehingga lelehan tersebut mengenai bagian tangan dan kaki Sarinato Ginting," ucap petugas saat membacakan reka adegan saat rekonstruksi.
Selanjutnya, lantaran Sarianto Ginting belum mengakui sesuai dengan pertanyaan Dewa. Dia pun menyuruh Rajisman Ginting alias Rajes untuk mengeluarkan dan melakban Sarianto Ginting.
Kemudian, mata dan kedua tangan Sarianto pun dilakban. Sarianto pun dibawa ke samping dapur yang berada disamping kerangkeng 02. Disinilah, Dewa bersama lainnya menganiaya Sarianto Ginting.
"Bahwa Dewa Perangin Angin dan Hendra Surbakti alias Hendra Gubsar secara bersama-sama melakukan penganiayaan terhadap Sarianto Ginting di mana Dewa Perangin Angin menganiaya dengan menggunakan kayu broti ukuran 1 meter sedangkan Hendra Surbakti alias Hendra Gubsar menggunakan selang compresor warna kuning, sehingga di saat itu Sarianto Ginting berteriak 'AMPUN WA...AMPUN WA'," ucap petugas lagi.
Tak hanya itu, Dewa pun memerintahkan Rajisman Ginting alias Rajes untuk memasukkan Sarianto Ginting kolam ikan.
Setelah membuka lakban dan baju Sarianto Rajisman, Hendra dengan dibantu oleh dua rekan Dewa yang belum diketahui identitasnya membawa Sarianto ke arah kolam I dan kemudian didorongkan ke dalam kolam tersebut.
Setelah diceburkan dan diangkat kembali ke luar kolam dan diletakkan di depan kerangkeng. Dewa lalu memegang denyut nadi Sarianto namun sudah tidak bergerak lagi. Sarianto pun dibawa ke klinik dan dinyatakan meninggal dunia.
"Bahwa tubuh Sarianto Ginting diletakkan dengan posisi telentang di depan kereng/ kerangkeng/sel 01 dan selanjutnya Dewa Perangin Angin memegang denyut nadi Sarianto Ginting dan karena denyut nadinya sudah tidak bergerak selanjutnya Rajisman membawa Sarianto ke klinik dengan menggunakan mobil doubel cabin," ucap petugas.
"Bahwa setelah Rajisman Kembali dari klinik dengan berjalan kaki dan setibanya dilokasi kerangkeng/sel/kereng selanjutnya Rajisman berkata kepada Dewa sudah meninggal anak tadi wa, sehingga mendengar hal tersebut Dewa Perangin Angin merasa resah dan takut dan kemudian Dewa Perangin Angin langsung pergi meninggalkan lokasi kerangkeng/sel/kereng tersebut," ucap petugas.
Setelah itu, jenazah Sarianto dimandikan dan langsung mengafaninya. Kemudian, jenazah dimasukkan ke dalam mobil ambulance dan diantarkan ke rumah duka di KecamatanSei Bingei.
(dhm/bpa)