BKSDA Usut Kematian 3 Harimau Sumatera di Aceh Timur

Aceh

BKSDA Usut Kematian 3 Harimau Sumatera di Aceh Timur

Agus Setyadi - detikSumut
Senin, 25 Apr 2022 10:51 WIB
Kondisi bangkai harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang ditemukan mati terkena jerat di kawasan hutan PT Aloer Timur Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Minggu, (24/04/2022). Sebanyak Tiga ekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terdiri dari satu ekor induk betina, satu ekor anak harimau jantan dan satu ekor belum diketahui jenis kelaminnya ditemukan mati diduga akibat terkena jerat babi. ANTARA FOTO/Weinko Andika/Lmo/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Weinko Andika
Aceh -

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bakal mengusut tuntas kasus kematian tiga harimau Sumatera di areal hutan perkebunan sawit di Aceh Timur.

"Kita bekerjasama dengan para pihak penegak hukum akan mengusut tuntas kejadian ini," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto kepada wartawan, Senin (25/4/2022).

Agus mengatakan, tim BKSDA sudah meluncur ke lokasi dan rencananya akan melakukan bedah bangkai (necropsy) hari ini. Necropsy itu untuk mengetahui penyebab kematian, usia harimau dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pelaku yang sengaja membunuh satwa dilindungi itu dapat dijerat dengan Undang-Undang yang berlaku. Harimau itu, katanya hanya terdapat di Pulau Sumatera.

"Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus critically endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, tiga harimau Sumatera ditemukan mati terkena jerat babi di hutan seputaran perkebunan sawit di Aceh Timur, Aceh. Bangkai satwa dilindungi itu ditemukan di dua lokasi yang berdekatan.

"Jumlah harimau yang mati diduga akibat terkena jerat sebanyak tiga ekor. Dua bangkai di satu lokasi kemudian satu lagi ditemukan sekitar 500 meter dari bangkai pertama," kata Kapolsek Serbajadi Iptu Hendra Sukmana kepada wartawan, Senin (25/4).

Penemuan bangkai harimau itu berawal dari informasi disampaikan tim Forum Konservasi Lauser (FKL). Tim tersebut awalnya menemukan dua bangkai harimau betina dan jantan yang mati berdempetan, Minggu (24/4).

Setelah adanya informasi, tim gabungan meluncur ke lokasi dan melihat kedua satwa itu terkena jerat. Hendra menjelaskan, jerat tersebut terbuat dari kawat tebal dan diduga dipakai untuk menjerat babi.

"Dugaan sementara harimau tersebut mati terkena jeratan babi, karena saat ditemukan kondisi kaki kedua harimau tersebut terjerat dengan jenis jerat kawat tebal," jelas Hendra.

Menurut Hendra, sejumlah petugas gabungan kemudian mengamankan lokasi sambil menunggu tim identifikasi dari Satreskrim Polres Aceh Timur serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh. Beberapa personel melakukan penyisiran sekitar lokasi.

Pada malam hari, petugas kembali menemukan satu bangkai yang juga terkena jerat. Hendra menyebut, ketiga bangkai harimau itu ditemukan di hutan sekitar perkebunan sawit milik salah satu perusahaan.

"Kita masih menyelidiki temuan bangkai harimau tersebut," jelasnya.




(agse/astj)


Hide Ads