Adu Jago Ketua TKD 3 Capres-Cawapres Mendulang Suara di Sumut

Adu Jago Ketua TKD 3 Capres-Cawapres Mendulang Suara di Sumut

Nizar Aldi - detikSumut
Selasa, 05 Des 2023 09:42 WIB
Foto-foto Lengkap Hasil Pengundian Nomor Urut Pilpres 2024
Foto: Foto-foto Lengkap Hasil Pengundian Nomor Urut Pilpres 2024 (Grandyos Zafna)
Medan -

Tahapan Pilpres 2024 sudah memasuki masa kampanye bagi 3 capres-cawapres. Di Sumut, susunan tim pemenangan ketiga capres-cawapres sudah terbentuk.

Tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Sumut akan dipimpin oleh mantan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi. Sedangkan tim pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan dipimpin oleh Ketua Hipmi Sumut Ade Jona Prasetyo.

Sementara tim pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Sumut akan dipimpin oleh politisi PDIP Paul Baja M Siahaan. Lantas bagaimana adu jago ketiganya untuk mendulang suara masing-masing calon di Sumut?

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Faisal Riza menilai jika sosok Edy merupakan ahli strategi dan kemampuan mengkonsolidasikan dukungan. Sosok Edy dinilai cukup kuat di wilayah Pantai Timur Sumut.

"Edy Rahmayadi dikenal sebagai eks Gubernur Sumut yang kuat, ahli strategi, dan punya kemampuan mengkonsolidasikan dukungan, dan ini cukup kuat di Pantai Timur," kata Faisal Riza kepada detikSumut, Selasa (5/12/2023).

Pemilihan Edy sebagai Ketua TKD AMIN juga dinilai sebagai persiapan untuk Pilgub Sumut 2024 nanti. Apalagi hasil Pilpres nanti dinilai sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengembangkan sumber daya partai dan relawan.

"Posisinya sebagai TKD juga dapat dipahami sebagai pemanasan mesin politik menuju kontestasi Pilgub berikutnya. Kesuksesan di Pilpres ini akan sangat tergantung pada kemapuan mengembangkan strategi dan sumber daya partai pendukung dan relawan," ucapnya.

Sedangkan Ade Jona dinilai sebagai sosok yang dekat dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Peluang Ade Jona untuk mengoordinasikan antara partai pendukung dinilai kelebihan Ade Jona.

"Soal Ade Jona, saya kira ini profil pengusaha, jaringan dan sumber dayanya bagus, orang dekat Bobby Nasution. Saya kira ini peluang Jona melakukan kordinasi antar partai pendukung yang cukup gemuk dan kompleks, kelebihan dari Jona mungkin maksimalisasi sumber daya," ungkapnya.

Sedangkan sosok tim pemenangan Ganjar-Mahfud dinilai memiliki pasar yang terbatas untuk mendulang suara. Meskipun begitu, kelompok PDIP dinilai cukup kuat di akar rumput.

"Paul Baja Siahaan ini kan bekerja sangat captive, pasarnya terbatas pada kelompok PDIP dan ini cukup kuat di akar rumput," ujarnya.

Apalagi Paul Baja dinilai harus menghadapi tantangan berebut suara di lahan yang sama dengan Prabowo-Gibran. Sebab kelompok relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 sudah mengarahkan dukungannya ke Prabowo-Gibran.

"Tantangannya terlihat dari strategi perebutan pendukung yang sama dengan pasangan nomor 2 karena relawannya adalah pendukung Jokowi selama di PDIP, di wilayah utara, sebagian pantai timur, sebagian pantai barat," bebernya.

Perebutan suara di Pilpres 2024 bukan lah kerja sendiri, melainkan kerja sama tim pemenangan. Meskipun demikian, sosok Edy dinilai lebih menguasai lapangan pemenangan dari dua lainnya.

"Yang mesti dipahami kerja pemenangan ini kan bukan kerja satu orang ya, tapi tim. Meski begitu, dilihat dari profilnya Edy Rahmayadi lebih mumpuni menguasai lapangan kerja pemenangan," tutupnya.




(mjy/mjy)


Hide Ads