Dalam tradisi masyarakat Batak Toba, kematian bukan hanya dipandang sebagai akhir dari kehidupan, tetapi juga sebagai perpindahan roh menuju tempat yang lebih tinggi. Salah satu prosesi adat yang paling dikenal dalam rangkaian upacara kematian adalah Mate Mangkar.
Mate Mangkar merupakan sebuah ritual sakral yang menjadi bentuk penghormatan terakhir bagi seseorang yang meninggal dan mempunyai kedudukan tertentu dalam struktur adat. Upacara kematian ini merupakan serangkaian kegiatan adat yang dijalankan setelah seseorang dinyatakan meninggal dan sebelum jasad dikebumikan.
Upacara ini memiliki makna mendalam, karena memperlihatkan peran tiga unsur utama dalam sistem kekerabatan Batak Toba, yaitu Hula-hula, Dongan Tubu, dan Boru. Ketiganya hadir untuk menunjukkan bahwa sebuah kematian tidak hanya menjadi urusan keluarga inti, melainkan seluruh jaringan kekeluargaan.
Makna dan Filosofi Mate Mangkar
Bagi masyarakat Batak Toba, Mate Mangkar adalah momen untuk menunjukkan rasa kasih sayang, penghormatan, serta penghargaan terhadap jasa dan kehidupan seseorang. Ritual ini juga menegaskan bahwa hubungan antara yang hidup dan yang telah tiada tetap terjalin melalui doa, ulos, dan kata-kata penghiburan.
Dalam tradisi Batak Toba, roh orang yang telah meninggal dipercaya akan menjalani perjalanan menuju alam rohani. Karena itu, prosesi penghormatan dilakukan secara khidmat dan penuh aturan adat untuk memastikan perjalanan tersebut berlangsung baik dan layak.
Simak Video "Video: Air Mata Penghormatan Sharon ke Ozzy Osbourne di Jembatan Black Sabbath"
(astj/astj)