Makna Tradisi Menyirih 'Man Belo' Masyarakat Etnis Karo

Makna Tradisi Menyirih 'Man Belo' Masyarakat Etnis Karo

Felicia Gisela Br Sihite - detikSumut
Selasa, 23 Sep 2025 21:40 WIB
Daun sirih
Foto: Ilustrasi. Daun Sirih. (iStock)
Medan -

Indonesia tentunya dikenal akan ragam budaya unik dari berbagai daerah, termasuk di Sumatera Utara (Sumut). Contohnya saja, suku Batak, yang masing-masing sub etnisnya punya tradisi yang terus diwariskan.

Walaupun ada kultur yang hampir sama tetapi penamaan tradisi mungkin berbeda, seperti halnya "menyirih". Dalam artikel berikut, detikSumut rangkum makna tradisi menyirih "Man Belo" bagi masyarakat etnis Karo.

Makna Tradisi Menyirih Man Belo

Merujuk artikel jurnal "Tradisi Menyirih (Man belo) dan Maknanya Bagi Masyarakat Karo di Desa Kutabuluh Kabupaten Karo", tradisi Man belo memiliki berbagai makna dan simbolisme dalam kehidupan rakyat Karo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Man belo melibatkan persiapan dan pemberian daun sirih serta betel sebagai tanda persatuan dan kasih sayang. Kombinasi keduanya adalah simbol harapan agar terjadi hubungan suci dan bahagia antar individu.

Pelaksanaan Man belo dipimpin tokoh adat atau pemangku adat masyarakat Karo. Sebagai salah satu warisan budaya, tradisi tersebut dikenal cara merayakan identitas budaya dan menjaga nilai-nilai yang diwariskan.

ADVERTISEMENT

Biasanya dilakukan saat upacara pernikahan, pertemuan keluarga, penyambutan tamu atau kunjungan dari keluarga besar. Khususnya dalam upacara pernikahan, adatnya diawali dengan menggunakan belo dalam kampil.

Seperti dikutip dari artikel jurnal lain berjudul "Pernikahan Adat Karo Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis", Man belo dimaknai sebagai pembuka pembicaraan dan untuk mendapat restu meminang gadis dari si bibi.

Belo dan kelengkapannya juga digunakan untuk izin membawa calon pengantin perempuan ke keluarga pengantin laki-laki. Nah, adapun bahan-bahan yang umumnya dipergunakan saat menyirih yaitu sebagai berikut.

  • Daun sirih, tanaman obat yang mempunyai banyak manfaat dan sudah dikenal sejak 600 SM
  • Gambir, tanaman yang tumbuh secara alami di hutan dan daerah dengan tanah sedikit miring serta memperoleh paparan sinar matahari yang cukup
  • Sirih, berwarna putih berkilat yang berasal dari panggangan cangkang siput laut
  • Pinang, kelompok tanaman palma yang bisa ditemukan di wilayah Pasifik, Asia, dan Timur Afrika
  • Tembakau, tanaman herbal yang tumbuh hanya dalam satu musim dan ditanam khusus untuk diambil daunnya

Bagi detikers yang ingin tahu bagaimana perempuan suku Karo menyirih (Man belo), pertama-tama mereka akan menempatkan kapur bersama beberapa potongan kecil buah pinang dan gambir di atas sehelai daun sirih.

Kemudian daun sirih dilipat bersamaan dengan campuran tersebut lalu dimasukkan ke dalam mulut di antara gigi dan pipi. Selanjutnya, dikunyah deh! Semoga artikel ini mampu menambah pengetahuanmu, detikers.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads