Lukah Gilo adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari masyarakat Minangkabau, di Sumatera Barat. Kesenian ini memadukan hiburan dengan unsur spiritual, memberikan pengalaman yang menarik dan berbeda bagi penontonnya.
Berbeda dari kesenian tradisional umumnya, Lukah Gilo memadukan unsur magis yang kuat dan keterlibatan penonton. Dikutip dari artikel ilmiah berjudul "Bentuk Penyajian Tari Lukah Gilo di Masyarakat Sijunjung, Sumatera barat" karya Devi Kurnia Santi, diketahui bahwa keunikan Lukah Gilo terletak pada properti lukah yang dapat menari dan bergerak sendiri setelah dibacakan mantera oleh kulipah, sehingga lukah tersebut akan melompat dan juga menari tanpa digerakkan oleh seseorang.
Kesenian ini bukan hanya menarik tetapi juga memainkan peran penting dalam pelestarian budaya. Yuk, simak informasi selengkapnya tentang Lukah Gilo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal Usul Lukah Gilo
Nama Lukah Gilo berasal dari bahasa Minangkabau. Lukah berarti perangkap ikan yang terbuat dari rotan, sedangkan gilo berarti gila. Jadi, Lukah Gilo dapat diartikan sebagai perangkap ikan yang bergerak tidak terkendali, seperti orang gila. Kesenian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Raja Adityawarman dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Elemen Pertunjukan
1. Properti dan Persiapan
Properti utama dalam pertunjukan ini adalah lukah atau bubu yang dihias menyerupai manusia, dengan batok kelapa sebagai kepala dan kayu sebagai tangan. Lukah ini ditopang oleh dua orang, sementara seorang pawang melantunkan syair berbahasa Minangkabau untuk memanggil roh.
2. Proses Pertunjukan
Lukah Gilo biasanya dipentaskan pada malam hari untuk menciptakan nuansa magis. Ada tiga tahap dalam pertunjukan ini:
¡ Persiapan: Lukah direndam dan dihias.
¡ Pelaksanaan: Pawang memanggil jin untuk merasuki lukah, yang kemudian bergerak liar.
¡ Penutup: Roh dikembalikan ke tempat asalnya setelah pertunjukan selesai.
Penonton biasanya mengelilingi lukah, menciptakan interaksi yang membuat mereka seolah terlibat langsung dalam pertunjukan.
Unsur Mistis dan Spiritual
Lukah Gilo sarat dengan unsur mistis. Pawang atau Kulipah berperan penting dalam memanggil jin yang akan merasuki lukah. Gerakan liar lukah dianggap sebagai manifestasi kekuatan supranatural. Tak jarang, penonton juga bisa kerasukan, menambah aura sakral dari pertunjukan ini.
Contoh Mantera Lukah Gilo
Sang guru lukah atau Kulipah, menyanyikan syair yang terdengar sangat magis. Memecah keheningan malam. Empat pemain Lukah Gilo berdiri mengibas-ngibaskan kain hitam di dekat kepala sang lukah yang bergoyang pelan di tangan yang memainkannya. Suara guru lukah masih terdengar merdu dan lantang.
Ambin mukarambin. Anggai-anggai tumbuah di Pagai. Tampuruang bamato tigo. Anak Isi alam gadang lampai. Kok patuik bajanji duto o silawasi o silawasi. Roh sang Lukah Gilo mulai dipanggil.
Digoda dengan nyanyian agar datang. Sang guru meninggikan suara nyanyiannya.
Anak simalin sialuka. Diam di hulu lambag bangko. Apo karajo sari-sari. Rintang marawik-rawik rotan. Rotan ka panjalai luka.Kok luka banyak ulahnyo. Galinggam tumbuah di bukik. Anak capo tumbuha di labah. Malenggang luka sadikik. Maliek parangai Allah. Anak kumbang sidanguang-danguang. Nan basarang di buluah minyak. Jaan luka duduak tamanuang. Jan malu dek urang banyak
Lukah Gilo bergoyang pelan di tangan dua orang yang menahannya. Goyangannya kian keras. Ke depan dan belakang. Konon, roh yang bersemayam dalam lukah marah karena dalam mantra itu asal-usulnya yang dari rotan itu disebut-sebut. Mantra yang dinyanyikan itu dilanjutkan dengan syair lainnya dari pawang yang menggoda roh sang lukah.
Rang titi titian talang. Rang titi duo baduo. Gendiang dek kain basalang. Licin dek minyak rag baminto. Kok geniang iyoalah geniang. Kok tampan iyolah tampan. Cacek sabuah rang katokan. Nan bagolek-golek dilaca.Kapalimau tanah banda aia. Lolok bakalang cirik ayam. Gilo la si gadi rotan. Gilo la si gadi bamban. Gi. Dekapo si luka gilo. Gilo diagak bayang-bayang lo la sianu neen. Angui dipanggang rajo jinGilo sipasin gilo. Golo sitawang-tawang.
Lukah terlihat semakin liar bergoyang. Syair yang dilantunkan sang guru memang berisi hinaan terhadap lukah. Syair itu menyatakan lukah tidur dalam kandang ayam bersama tahi ayam. Syair lainnya mengatakan baju sang lukah dari pinjaman, minyak rambutnya minta sama orang.
Roh marah. Lukah bergoyang dengan amat kencang di tangan kedua pemain yang memegangnya. Lukah bergerak liar menarik mereka ke sana ke mari. Lukah akhirnya bisa diam setelah kepalanya dipegang sang guru lukah. Mulutnya komat-kamit membaca mantra untuk menenangkan Lukah Gilo.
Makna Budaya
Selain sebagai hiburan, Lukah Gilo juga memiliki nilai budaya yang dalam bagi masyarakat Minangkabau. Kesenian ini mengajarkan nilai-nilai tradisional dan mempererat hubungan sosial di antara warga. Pertunjukan ini juga menjadi sarana penting bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan warisan budaya mereka.
Baca juga: Peran Famato Harimao dalam Upacara Adat Nias |
(nkm/nkm)