Peran Famato Harimao dalam Upacara Adat Nias

Peran Famato Harimao dalam Upacara Adat Nias

Jevon Noitilo Gea - detikSumut
Kamis, 03 Okt 2024 11:15 WIB
Ritual Famato Harimao di Nias (Dok Museum Nias)
Foto: Ritual Famato Harimao di Nias (Dok Museum Nias)
Nias -

Pulau Nias, yang terletak di sebelah barat Sumatera Utara, terkenal dengan kebudayaan adat istiadatnya yang kaya dan unik. Tradisi turun-temurun yang telah diwariskan oleh leluhur masyarakat Nias masih terjaga hingga kini, mulai dari upacara adat, seni ukir, hingga ritual lompat batu (fahombo) yang mendunia.

Pada masa lampau, di wilayah Maenamölö, Nias Selatan, terdapat sebuah upacara di mana patung harimau diarak keliling. Karena di Nias tidak ada harimau, patung tersebut (Adu Harimao) lebih menyerupai anjing dengan kepala kucing.

Dikutip dari jurnal Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Terdapat Dalam Buku Famatö Harimao Karya P. Johannes M. Hammerle, OFM. CAP., oleh Agustinus Duha dan Kalvintinus Ndruru, Famatö Harimao adalah salah satu upacara pembuangan patung harimao di sungai Sumali Gomo (öri) Maenamölö. Upacara ini dilaksanakan sekali dalam 7 (Tujuh) Tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat Maenamölö percaya bahwa setiap tujuh atau empat belas tahun sekali, mereka harus menjalankan ritual Famatö Harimao untuk membersihkan dosa-dosa yang mereka lakukan selama periode tersebut.

Upacara Famatö Harimao ini begitu sakral. Masyarakat setempat percaya bahwa patung tersebut menjadi simbol semua dosa yang telah mereka perbuat. Dengan membawa patung harimau berkeliling desa, mereka secara simbolis mengumpulkan semua kesalahan, kejahatan, dan pelanggaran yang terjadi selama bertahun-tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Pada akhir arakan, patung ini dipatahkan dan dilemparkan ke sungai. Ini dipercaya sebagai cara untuk menghilangkan dosa, karena dengan patung yang dibuang, semua dosa masyarakat akan hanyut bersama aliran air sungai, mengembalikan keharmonisan hidup mereka.

Dilansir dari situs Museum Nias, seiring dengan semakin banyaknya penduduk Nias yang memeluk agama Kristen, upacara Famatö Harimao mulai pudar dari kehidupan sehari-hari. Dengan perubahan kepercayaan ini, praktik-praktik adat yang sebelumnya terkait dengan spiritualitas lokal, perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

Dalam upaya melestarikan budaya kuno ini, upacara Famatö Harimao telah dihidupkan kembali, meskipun dengan beberapa penyesuaian. Hari ini, upacara ini telah berganti nama menjadi Famadaya Harimao atau "perarakan patung harimau".

Meskipun elemen pembersihan dosa tidak lagi menjadi bagian dari upacara ini, perarakan patung harimau masih dilakukan sebagai bagian dari acara-acara budaya dan festival lokal di Nias Selatan.

Pada acara-acara tertentu, patung harimau diarak kembali dengan penuh semangat, bukan untuk mengusir dosa, tetapi untuk mengingatkan generasi muda tentang kekayaan tradisi nenek moyang mereka.

Nah demikian informasi mengenai Tradisi Famato Harimao, semoga menambah pengetahuan kamu mengenai ragam tradisi budaya suku Nias detikers.

Artikel ini ditulis Jevon Noitolo Gea, Mahasiswa Magang dari Universitas HKBP Nommensen Medan




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads