Salah satu budaya Melayu yang terdapat di Indragiri Hulu (Inhu), Riau adalah Tari Rentak Bulian. Tari ini berasal dari istilah Rentak dan Bulian.
"Rentak" berarti melangkah atau bergerak, sementara "Bulian" merujuk pada tempat tinggal makhluk halus atau bunian dalam bahasa daerah Inhu. Tari Rentak Bulian sendiri berfungsi sebagai ritual pengobatan.
Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tarian Rentak Bulian ini sangat kental dengan suasana dan unsur magis. Sebelum ritual tari dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama oleh penari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritual tersebut di antaranya para penari terdiri dari delapan orang muda, yaitu tujuh perempuan cantik dan bersih dari haid, serta seorang pemuda yang gagah dan terampil dalam gerakan tari. Seluruh penari tidak memiliki hubungan darah satu sama lain, dan mereka mendapatkan izin dari tetua adat kampung.
Sebelum pertunjukan, penari diasapi dengan gaharu, alat musik harus diperlakukan dengan hormat, dan mayang pinang yang digunakan harus dipilih dengan seksama, sedangkan perapian tidak boleh terkena mantra. Ritual tari ini harus dilakukan sebelum pertunjukan dimulai.
Jika ritual ini diabaikan, biasanya akan menimbulkan malapetaka yang tidak diinginkan. Selama tari berlangsung, tubuh para penari harus dalam kondisi sehat dan siap untuk menari, karena mereka juga berfungsi sebagai penolak bala dari makhluk gaib.
Biasanya, pada akhir puncak tari, penari pria akan berada dalam keadaan setengah sadar. Pada saat itulah, penari pria tersebut akan memecahkan mayang pinang sebagai media pengobatan, sambil bergerak mengelilingi para penari wanita.
Dalam tari Rentak Bulian, gerakannya bersifat monoton dengan pola utama berupa "rentak," yaitu hentakan kaki yang berulang. Kumantan (penari utama) menari diikuti oleh penari-penari lain yang berada di belakangnya.
1. Gerakan menyembah guru di Padang (di tempat terbuka) mencerminkan keyakinan masyarakat terhadap hal-hal mistis. Dalam gerakan ini, kumantan berada di barisan paling depan, diapit oleh Bujang Bayu di sisi kanan dan kiri kumantan. Bujang Bayu membawa pedupaan atau bara dan mayang pinang. Bujang Bayu adalah penari yang berada di sisi kanan dan kiri kumantan.
2. Merentak adalah gerakan yang melibatkan hentakan kaki secara bergantian antara kanan dan kiri. Para penari saling memegang pinggang penari di depannya. Sementara itu, Bujang Bayu yang berada di sisi kanan dan kiri Kumantan mengoleskan arang dan kapur sirih pada lengan kanan dan kiri Kumantan.
3. Goyang pucuk adalah gerakan mengangkat tangan ke atas yang melambangkan bahwa penari sedang mengambil mayang pinang untuk menyiapkan sesajian dalam upacara bulian. Sementara itu, Bujang Bayu yang berada di sisi kanan dan kiri Kumantan masih dalam posisi mengoleskan arang dan kapur sirih pada lengan kanan dan kiri Kumantan.
4. Sembah adalah gerakan yang menunjukkan penghormatan kepada makhluk halus yang akan membantu kelancaran upacara Bulean. Makhluk halus ini akan merasuki tubuh Kumantan, yang kemudian menggerakkan kedua tangannya yang disatukan seolah-olah sedang menyembah, dan tangan tersebut digerakkan ke berbagai arah.
5. Meracik Limau adalah gerakan yang melambangkan bahwa penari sedang meracik limau atau jeruk purut. Gerakan ini dilakukan dengan mengayunkan tangan seolah-olah sedang meracik limau, sambil tubuh berada dalam posisi duduk. Kumantan bergerak mengelilingi para penari lainnya secara merata untuk memastikan bahwa semua penari dalam keadaan baik.
6. Merenjis Limau (memercik limau) adalah gerakan yang melambangkan proses memercikkan limau kepada orang yang sakit selama upacara Bulean. Air limau yang telah diracik disemprotkan kepada orang yang akan diobati. Gerakan ini dilakukan dengan cara memercikkan limau, dengan tangan diayunkan ke samping kanan dan kiri dengan jari-jari yang direntangkan. Kumantan juga memecahkan mayang pinang yang dipakai untuk mengusir roh-roh jahat yang mungkin mengganggu para penari.
7. Gerakan Empat Penjuru melambangkan selesainya proses pengobatan dalam upacara Bulian. Gerakan ini mencerminkan upaya untuk mengusir penyakit yang telah diangkat dari orang yang sakit. Gerakan ini dilakukan di keempat penjuru. Kumantan mengelilingi kembali para penari sambil mengipaskan mayang pinang ke arah masing-masing penari untuk mengusir roh-roh jahat yang mungkin mencoba mengganggu.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai tari rentak bulian yang dianggap juga sebagai tarian ritual pengobatan dari Inhu.Semoga bermanfaat dari para detikers
Artikel ini ditulis oleh Melisa Junita Padang, Mahasiswa Magang dari UHN
(dhm/dhm)