Mengenal Tari Poang, Tarian Adat Penyambutan Tamu oleh Suku Sakai di Riau

Riau

Mengenal Tari Poang, Tarian Adat Penyambutan Tamu oleh Suku Sakai di Riau

Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak - detikSumut
Kamis, 13 Jun 2024 05:00 WIB
Tari Poang dari Suku Sakai, Pekanbaru
Foto: Tari Poang dari Suku Sakai di Riau (Sumber: Warisan Budaya Kemdikbud)
Bengkalis -

Tari Poang merupakan pertunjukan ritual masyarakat suku Sakai di Provinsi Riau. Tari ini sebagai bentuk bela diri untuk menghadapi musuh seperti hewan bahkan makhluk gaib.

Kesenian ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan berkembang pada masyarakat suku Sakai. Penasaran dengan bagaimana sejarah dan ciri khas Tari Poang? Berikut penjelasannya, simak sampai akhir!

Sejarah Tari Poang

Dilansir dari laman Warisan Budaya Takbenda Kemdikbud, Tari Poang berasal dari suku asli di Riau yakni suku Sakai. Tari ini sangat lekat pada suku sakai yang bermukim di beberapa tempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tari Poang lahir dari masyarakat suku Sakai di desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Awalnya ditampilkan pada saat acara penyambutan kepala suku adat saat meninjau desa Kesumbo Ampai.

Fungsi dan Ciri Khas Tari Poang

Tari Poang dipakai untuk membela diri dan dilakukan untuk menghadapi musuh berupa manusia, hewan, dan makhluk gaib yang tidak terlihat. Hal ini dilakukan seiring dengan 'dikei' atau 'badewo' saat mengobati orang yang sakit.

ADVERTISEMENT

Suku Sakai menggunakan tari ini sebagai penyelamatan diri dari marabahaya antara sesama manusia dan manusia dengan hewan. Maka, tarian ini sebagai bentuk simbolik dari suku Sakai,

Para penari Tari Poang dimainkan oleh orang-orang dengan usia diatas lima puluhan tahun. Hal ini telah dilakukan secara turun-temurun.

Dikutip dari Jurnal Institut Seni Denpasar, Tari Poang berasal dari cerita mrakyat suku Sakai yakni "Putri Punai Onai" tentang "peran saudara' yang terjadi antar sesama suku Sakai. Maka gerakan dan properti seperti silat yang memakai tombak dan panah.

Properti dan Iringan Musik Tari Poang

Dilansir dari laman Warisan Budaya Takbenda Kemdikbud, beberapa senjata (properti) yang digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Kujo,
  2. Keris,
  3. Panah,
  4. Pedang,
  5. Sumpit,
  6. Tameng/perisai,
  7. Tombak,

Untuk iringan musik, Tari Poang memakai alat musik Gondang Bebano, perkusi dari kayu dan kulit sapi yang dimainkan dengan cara dipukul. Ada juga Celempong Kayu Tembaga dengan suara nada yang terbagi menjadi enam bagian.

Tata Gerak Tari Poang

Dikutip dari laman Warisan Budaya Takbenda Kemdikbud, ada tata gerakan yang perlu diketahui. Berikut urutannya:

a. Ragam hentak-hentak kaki

Para penari menghentak-hentakkan kaki untuk maju ke depan dan membuat baris dua. Kedua tangan diangkat ke atas dan ke bawah sambil memegan keris di tangan kanan.

b. Berputar di tempat

Selanjutnya, ada gerakan berputar di tempat. Mulai dari sebelah kanan dan berputar ke arah kanan belakang.

c. Berputar pindah

Setelah itu, penari bergerak pindah posisi yang berada di sebelah kiri pindah ke kanan. Kemudian, dari kanan pindah ke kiri.

d. Memberi salam

Para penari juga memberi salam sambil bertepuk tangan dan memegang keris yang dibawa.

e. Menjaga Kekompakkan

Para penari harus menjaga kekompakkan dengan lainnya untuk siap menyerang. Maka penari juga menggerakkan keris yang dimulai dari samping kiri ke kanan.

f. Menyerang

Gerakan menyerang dengan hentak-hentakkan kaki ke depan yang lebih cepat.

Demikianlah penjelasan mengenai tari poang mulai dari sejarah hingga ciri khasnya. Semoga bermanfaat ya, detikers.

Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads