Upacara Mangirdak, Tradisi Tujuh Bulanan Masyarakat Batak Toba

Upacara Mangirdak, Tradisi Tujuh Bulanan Masyarakat Batak Toba

Dostry Amisha - detikSumut
Selasa, 04 Jun 2024 15:44 WIB
Tradisi Gondang Naposo yang diiringi Tari Tortor (Foto : instagram @nazar_tobatak)
Ilustrasi (instagram @nazar_tobatak)
Medan - Suku Batak Toba memiliki tradisi bernama upacara mangirdak. Tradisi ini dilakukan ketika seorang wanita mengandung anak pertama dan usia kandungannya sudah tujuh bulan.

Apakah detikers tahu apa itu upacara mangirdak? Jika belum, simak ulasan yang telah detikSumut rangkum berikut ini.

Mengenal Upacara Mangirdak

Dilansir dari Jurnal Masalah Pastoral berjudul Tradisi Mangupa Lahiron Daganak Sebagai Representasi Penghayatan Iman Kristiani Umat Suku Batak Toba Di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Perawang Riau Keuskupan Padang oleh Stephanus Lisdiyanto, upacara mangirdak atau memberi semangat merupakan upacara yang dilakukan ketika seorang istri mengandung dan umur kandungannya sudah mencapai lima sampai tujuh bulan.

Biasanya pihak keluarga perempuan akan datang secara tiba-tiba ke rumah anak perempuannya tanpa pemberitahuan dengan membawa makanan kesukaan sang anak dan ikan mas arsik serta ulos. Harapannya ialah anaknya yang sedang hamil akan merasa terkejut sekaligus bahagia dengan kedatangan orang tuanya membawa makanan.

Ulos yang dibawa disebut ulos mula gabe (mula ni hagabeon) yang memiliki makna "awal keturunan yang banyak". Acara adat ini disebut juga pasahat ulos mula gabe.

Tujuan Upacara Mangirdak

Dilansir dari laman resmi Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, tujuan dari upacara mangirdak adalah doa dan harapan agar wanita yang akan melahirkan anak pertama berjalan dengan lancar, baik sang ibu maupun bayinya sehat dan selamat. Anak yang dilahirkan juga diharapkan menjadi anak yang sehat dan membawa kebahagiaan bagi orang tua dan keluarga.

Upacara mangirdak dilakukan orang tua wanita di rumah anaknya yang sedang mengandung dengan harapan kelak anaknya melahirkan dengan lancar tanpa beban apapun karena wanita hamil tidak boleh terbebani seperti rasa rindu yang terpendam hingga makanan yang tak tersampaikan.

Artikel ini ditulis Dostry Amisha, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.





(astj/astj)


Hide Ads