Mengenal Tradisi Hari Rayo Enam, Ziarah Makam Usai Lebaran

Riau

Mengenal Tradisi Hari Rayo Enam, Ziarah Makam Usai Lebaran

Raphaella Ade Siallagan - detikSumut
Selasa, 23 Apr 2024 07:00 WIB
Muslim woman praying in cemetery - Rear view
Foto: Ilustrasi. (Getty Images/Enes Evren)
Kampar -

Tradisi Hari Rayo Enam identik dengan ziarah makam yang diadakan pada hari raya keenam setelah Idul Fitri. Biasanya, Hari Rayo Enam diawali dengan salat subuh berjamaah, ziarah makam, dan ditutup dengan kegiatan silaturahmi.

Dilansir dari situs Diskominfo Kampar, tradisi ini berasal Riau, terutama Kabupaten Kampar. Beberapa kecamatan di Kabupaten Kampar, seperti Kecamatan Salo, Bangkinang, hingga Kecamatan Kampar Utara masih rutin melaksanakan tradisi Hari Rayo Enam.

Lantas, apa itu tradisi Hari Rayo Enam? Kali ini, detikSumut akan mengenalkan tradisi Hari Rayo Enam kepada detikers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Tradisi Hari Rayo Enam?

Dikutip dari skripsi berjudul Potensi dan Daya Tarik Hari Raya Enam (Ziarah Kubur) Sebagai Salah Satu Objek Wisata Religi Desa Binuang Kecamatan Bangkinang oleh Muhammad Spedri, Hari Rayo Enam diisi dengan kegiatan berbagi dan bersilaturahmi antarwarga setempat.

Biasanya, warga setempat yang telah merantau diwajibkan untuk kembali ke kampung halamannya. Mereka membawa seluruh anggota keluarga untuk diperkenalkan pada sanak saudara.

ADVERTISEMENT

Namun, momen yang paling menonjol pada tradisi Hari Rayo Enam adalah ziarah makam. Ziarah dilakukan secara berjemaah oleh kaum laki-laki ke seluruh tempat pemakaman di desa setempat. Tradisi ini bertujuan untuk mengenang dan mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia.

Meskipun ziarah hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, seluruh warga turut bergotong-royong dalam merayakan Hari Rayo Enam. Misalnya, kaum ibu menyiapkan hidangan makanan untuk disantap kaum laki-laki setelah berziarah.

Hidangan tersebut dikenal sebagai jambar nasi. Biasanya, kegiatan santap bersama diadakan di masjid atau musala yang telah ditetapkan oleh panitia. Oleh karena itu, tradisi Hari Rayo Enam juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi, baik antar keluarga maupun warga setempat.

Kapan Tradisi Hari Rayo Enam Dilaksanakan?

Seperti yang diketahui, Hari Raya Idul Fitri diperingati pada tanggal 1 Syawal. Mulai dari tanggal 2-7 Syawal, umat Islam disunnahkan untuk berpuasa selama enam hari. Kemudian, umat Islam merayakan Hari Raya Enam pada tanggal 8 Syawal, begitu juga dengan Hari Rayo Enam.

Berdasarkan situs Diskominfo Kampar, Hari Rayo Enam dilaksanakan setelah menunaikan puasa sunah selama enam hari di bulan Syawal.

Nah, demikian tradisi Hari Rayo Enam. Semoga bermanfaat, detikers!

Artikel ini ditulis Raphaella Ade Siallagan, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads