Mengenal Batobo, Tradisi Gotong Royong sambil Berpantun dari Riau

Riau

Mengenal Batobo, Tradisi Gotong Royong sambil Berpantun dari Riau

Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak - detikSumut
Senin, 15 Apr 2024 06:30 WIB
Ilustrasi gotong-royong.
Ilustrasi Gotong Royong (Foto: dok. Pexels)
Kampar -

Begitu banyak tradisi dalam kehidupan masyarakat untuk memperlihatkan kebersamaan. Bahkan, ada tradisi gotong royong untuk penggarapan lahan atau sawah, salah satunya yakni Batobo di Provinsi Riau.

Dilansir dari laman Kemdikbud, Batobo adalah kegiatan gotong royong untuk mengerjakan ladang yang tergabung dalam kelompok sambil melempar pantun. Jika detikers penasaran, berikut ini penjelasannya.

Sejarah Batobo

Dikutip dari laman Pustaka Arsip Kab. Kampar, masyarakat di sana hidup dengan mata pencaharian sektor pertanian, maka mengelola ladang bersama. Serta berdagang dari hasil tani yang didapatkan, hal ini sudah terjadi sekitar tahun 70-an di Kuantan Singingi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sistem gotong royong juga terjadi di beberapa provinsi lainnya dengan kebudayaan melayu. Tradisi Batobo awalnya dilakukan oleh para perempuan, yang akhirnya belakangan juga dilakukan laki-laki.

Beranjak ke zaman dahulu, raja atau kepala desa mengarahkan rakyat untuk membersihkan jalan serta parit. Mereka rela menjalaninya, karena hasilnya dinikmati langsung oleh rakyat desa.

ADVERTISEMENT

Sampai penjajahan berakhir, kerja bakti masih berlanjut, bahkan menuju pembangunan nasional setelah Indonesia merdeka. Terlebih lagi dapat mempererat rasa persaudaraan dan semangat di desa.

Acara dalam Tradisi Batobo

Tradisi Batobo ada beberapa acara untuk memeriahkannya, mulai dari tari batobo, pantun dan sebagainya. Berikut ini penjelasannya yang dikutip dari laman Pustaka Arsip Kampar:

1.Tari Batobo

Tari Batobo merupakan tarian berkelompok yang menceritakan proses penanaman padi di ladang. Cerita tersebut disampaikan penari dengan gerakan-gerakan gotong royong, menebas semak, manugal, menyiang ladang hingga sampai pada ujungnya ialah disampaikan dengan gerakan menuai padi.

2. Nyanyian Pantun

Ketika gotong royong mengerjakan ladang, para petani akan berpantun. Diketahui bahwa hiburan pantun ini sebagai pengobat penat dan letih. Beberapa dari nyanyian pantun batobo dapat kita simak baik:

tuai... nak padi... dituai...
oi sipuluik nak... dibuek pokan
tuai.. nak sayang amak sayang padi dituai
amak mangai nak sayang, manca'i makan
layang-layang tobang malayalang
kain sasugi nak, pamagau bonio
layang-layang tobang malayang nak sayang
kain sasugi nak oi sayang
pamagau bonio
mo basamo poi ka ladang
mananam padi sayang
mananam bonio...

Batobo juga sering di iringi dengan rarak godang, yakni alat musik tradisional, seperti Talempong, Gong, Gendang, dan lainnya. Biasanya melantunkan lagu daerah dalam pesta pernikahan atau acara adat maupun besar

Tujuan Tradisi Batobo

Tujuan utama dalam Batobo adalah untuk saling membantu dalam penggarapan lahan ladang. Namun saat ini tradisi dikerjakan oleh kelompok yang menyediakan jasa tenaga untuk menggarap lahan. Istilahnya Manjuak Parari dan kelompok pengguna adalah Mamboli Parari

Demikian penjelasan singkat tentang Batobo yakni Gotong Royong dengan berpantun. Semoga memberikan wawasan baru bagi detikers.

Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads