Melihat Pesanggrahan Kedutaan Siak di Langkat, Jejak Jalinan Baik 2 Kesultanan

Sumut In History

Melihat Pesanggrahan Kedutaan Siak di Langkat, Jejak Jalinan Baik 2 Kesultanan

Nizar Aldi - detikSumut
Senin, 11 Mar 2024 09:00 WIB
Pesanggrahan Kedutaan Siak di Langkat (Dok. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Langkat)
Pesanggrahan Kedutaan Siak di Langkat (Dok. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Langkat)
Langkat -

Jejak keberadaan Kesultanan Langkat di masa lalu masih dapat dilihat dari berbagai peninggalannya saat ini. Salah satunya adalah pesanggrahan Kedutaan Siak di Langkat.

Pesanggrahan Kedutaan Kesultanan Siak tersebut berada di Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pesanggrahan tersebut saat ini memiliki nomor rumah 137 Jalan Tengku Amir Hamzah.

Dulunya, pesanggrahan itu digunakan oleh Sultan Siak maupun orang-orang besar di Kesultanan Siak saat berkunjung ke Langkat. Hubungan kedua Kesultanan ini disebut sudah baik sejak masa Raja Ahmad (1818-1840).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rumah Pesanggrahan Kedutaan Siak adalah rumah tempat menginap Sultan dan orang-orang besar Kerajaan Siak pada saat mengunjungi Kesultanan Langkat, hubungan antara Kerajaan Langkat dengan Kerajaan Siak telah terjalin dengan baik sejak masa Raja Ahmad," demikian tertulis di situs Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Langkat yang dilihat, Kamis (7/3/2024).

Hubungan Kesultanan Langkat dan Siak semakin baik pada masa Sultan Musa Almahadamsyah (1840-1893). Sebab Sultan Musa memiliki ibu dari putri Kesultanan Siak.

ADVERTISEMENT

"Hubungan tersebut semakin erat terutama pada masa Sultan Musa bin Raja Ahmad karena Sultan Musa beribukan putri Kerajaan Siak yang bernama Tengku Kanah (T. Biah)," sambungnya.

Sultan Musa lahir dan besar di lingkungan Kesultanan Siak. Di istana Siak pula Sultan Musa dididik tentang ilmu pemerintahan, adat dan budaya serta ilmu perang hingga bela diri.

Setelah masa Sultan Musa, Kesultanan Langkat dan Siak terus memiliki hubungan diplomasi yang baik. Termasuk di masa Sultan Abdul Aziz dan Sultan Mahmud memimpin Kesultanan Langkat.

"Pada masa Sultan Abdul Aziz dan Sultan Mahmud hubungan diplomasi dan persaudaraan antara Kesultanan Langkat dan Siak tetap berjalan baik," ucapnya.

Rumah Pesanggrahan Kedutaan Siak ini berbentuk segi empat memanjang ke belakang. Saat ini tangga di depan sudah dirombak menjadi keramik.

Arsitektural bangunan merupakan perpaduan antara gaya Melayu dan Eropa. Bangunan tersebut dilengkapi jendela-jendela yang memanjang pada tiap sisi dinding.

Saat ini bangunan pesanggrahan tersebut dimiliki oleh ahli waris. Ahli waris juga mengelola pesanggrahan tersebut.

Sejarah Singkat Kesultanan Langkat

Dikutip dari laman Bappeda Langkat, Kamis (7/2), dalam catatan Christopher Buyers yang merupakan seorang sejarawan Belanda, cikal bakal Kerajaan Langkat lahir dari kedatangan seorang Panglima Deli bernama Dewa Syahdan sekitar tahun 1670. Dewa Syahdan dikirim untuk mendirikan kerajaan yang menguasai wilayah antara aliran Sungai Seruwai atau daerah Tamiang (Aceh) sampai ke daerah anak Sungai Wampu (Langkat).

Nama Langkat berasal dari nama sejenis pohon yang dikenal oleh penduduk Melayu dengan sebutan 'Pohon Langkat yang banyak ditemukan Sungai Langkat. Jenis pohon ini sekarang sudah langka dan hanya dijumpai dihutan-hutan pedalaman daerah Langkat.

Pohon ini menyerupai pohon langsat, tetapi rasa buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerjaan Langkat berada sekitar Sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya popular dengan nama Kerjaan Langkat.

Berikut Sultan Langkat Secara Berturut-turut

1. Raja Kahar
2. Sultan Bendahara Raja Badi, Raja Ahmat (1818-1840),
3. Sultan Musa Almahadamsyah (1840-1893)
4. Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat Shah (1893-1927)
5. Sultan Mahmud Abdul Jalil (1927-1948).

Raja Kahar adalah Raja Pertama Kesultanan Langkat dengan kedudukan di Kota Dalam, Kawasan antara Stabat dan Kampung Inai. Dari hasil penelitian tim Fakultas Sastra USU pada Tahun 1994, diketahui Raja Kahar mendirikan Kesultanan Langkat pada 12 Rabiul Awal 1153 Hijriah atau 17 Januari 1750 yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya Kabupaten Langkat.

Pada awal Kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr. T.M. Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status kepresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.




(dhm/dhm)


Hide Ads