Kesultanan Langkat merupakan salah satu monarki atau kerajaan di Sumatera Timur sejak abad ke-16. Kesultanan ini meraih masa kejayaan dari perkebunan karet dan cadangan minyak di Pangkalan Brandan saat masa kolonial Belanda.
Banyak peninggalan Kesultanan Langkat yang dapat ditemukan saat ini. Termasuk Gedung Kerapatan Kesultanan Langkat yang berada di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Gedung Kerapatan ini dibangun pada 1905 di masa kepimpinan Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat Shah. Sultan Abdul Aziz memimpin Kesultanan Langkat mulai 1893-1927.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Sultan Abdul Aziz meninggal, maka tahta Kesultanan Langkat dialihkan ke Sultan Sultan Mahmud Abdul Jalil Rakhmat Shah. Di masa kepemimpinannya Gedung Kerapatan ini pernah dibom oleh Jepang pada 1943.
Gedung Kerapatan ini berdekatan dengan Masjid Azizi Tanjung Pura. Yang merupakan di areal pemakaman Kesultanan Langkat.
Saat ini, Gedung Kerapatan tersebut sudah menjadi Museum Daerah Langkat dan ditetapkan sebagai cagar budaya dengan nomor SK: PM.01/PW.007.MKP/2010.
Sebelum menjadi Museum Daerah Langkat, Gedung Kerapatan ini sempat berganti nama beberapa kali sesuai dengan fungsinya. Setidaknya terdapat 7 kali terjadi perubahan nama.
"Gedung Museum Daerah Kabupaten Langkat ini penuh dengan sejarah karena telah beberapa kali mengalami perubahan nama sesuai dengan fungsinya," demikian tertulis di website Cagar Budaya Pemprov Sumut yang dilihat, Kamis (25/1/2024).
1. Kantor Kerapatan Kesultanan Langkat
Asal mula dibangun gedung ini pada tahun 1905 merupakan kantor kerapatan dan juga digunakan sebagai Kantor Pengadilan Kesultanan Langkat.
2. Gedung Hitam
Dikenal dengan nama Gedung Hitam dikarenakan pada tahun 1943 di bom oleh tentara Jepang sehingga bangunan ini hangus/ gosong.
3. Gedung Bina Pancasila
Pada tahun 1970 awal direnovasinya gedung ini diberi nama GEDUNG BINA PANCASILA. Diberi nama Gedung Bina Pancasila karena di depan gedung ini terdapat Tugu Burung Garuda dan gedung ini dijadikan tempat pertemuan.
4. Gedung Puskesmas Sementara
Pada tahun 1973 waktu terjadinya banjir besar di Tanjung Pura, gedung ini dijadikan sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat, karena rumah sakit dan puskesmas yang ada terendam banjir. Sedangkan gedung kantor kerapatan ini cukup tinggi dan tidak terendam banjir.
5. Kantor Camat Tanjung Pura Sementara
Pada awal berdirinya Kecamatan Tanjung Pura sekitar tahun 1984, gedung kantor kerapatan ini dijadikan kantor camat sementara gedung kantor camat Tanjung Pura belum selesai dibangun.
6. Kantor Pembantu Bupati Langkat
Pada masa Langkat dipimpin oleh Bapak Raden Mulyadi sekitar 1984, maka gedung kerapatan ini kembali difungsikan sebagai Kantor Pembantu Bupati Langkat.
7. Museum Daerah Langkat
Pada tahun 2000 Gedung Kantor Kerapatan ini kembali beralih fungsi, yakni sebagai Museum Daerah Kabupaten Langkat. Gedung ini memiliki areal sekitar 1.500 meter persegi.
Terdapat berbagai benda peninggalan di dalamnya berbagai peralatan rumah tangga, alat musik, busana adat Melayu, Jawa dan Karo, alat pertanian tradisional, guci-guci kuno, peralatan budaya, perlengkapan pejuang dan lain lain. Termasuk Al Qur'an besar karya H.Abdul Kadir Ahmadi.
(astj/astj)