Mengenal Tradisi Malamang dan 4 Jenis Lemang di Minangkabau

Sumatera Barat

Mengenal Tradisi Malamang dan 4 Jenis Lemang di Minangkabau

Amanda Amelia - detikSumut
Rabu, 25 Okt 2023 23:58 WIB
Tradisi Malamang
Tradisi Malamang Foto: (Hatta Rizal/d'Traveler)
Jakarta -

Minangkabau memiliki banyaknya budaya yang ditandai dengan adanya tradisi atau kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Aneka tradisi ini mengandung nilai luhur yang seharusnya tetap dijaga oleh di Ranah Minang.

Salah satu tradisi yang masih populer hingga kini adalah membuat lamang atau malamang. Tradisi ini dapat ditemui di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat, baik di daerah darat seperti Solok, Payakumbuh, Agam, Tanah Datar, maupun di daerah pesisir pantai seperti Padang, Pariaman, dan Pesisir Selatan.

Tradisi malamang ini juga terdapat pada daerah lain yang merupakan dahulunya merupakan rantau Minangkabau seperti Tapak Tuan, Mukomuko, Kerinci, Tebing Tinggi, serta di Negeri Sembilan (Malaysia). Keberadaan malamang pada daerah-daerah tersebut diperkirakan dibawa oleh orang Minangkabau pada masa dahulu yang merantau dan kemudia menetap disana secara turun menurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Malamang di Minangkabau

Salah satu tradisi yang telah berlangsung sejak dahulu di Minangkabau dan pada masa sekarang adalah tradisi malamang (membuat lamang). Lamang adalah makanan yang terbuat dari ketan (puluik) yang dimasak bersama santan dan dikemas dalam wadah bambu, kemudian dimasak dengan perapian atau unggun yang sengaja dibuat untuk itu memasaknya.

Lamang merupakan salah satu makanan tradisional khas masyarakat Minangkabau. Sama Seperti halnya dengan rendang, katupek (ketupat), dan sebagainya. Malamang adalah proses pembuatan yang dilakukan untuk membuat lamang, dan tradisi membuat lamang itu lazim disebut dengan tradisi malamang.

ADVERTISEMENT
Lemang merupakan salah satu kuliner populer saat Ramadan. Yuk lihat proses pembuatannya di Desa Blang Rayeuk, Lhokseumawe, Aceh.Lemang merupakan salah satu kuliner populer saat Ramadan. Yuk lihat proses pembuatannya di Desa Blang Rayeuk, Lhokseumawe, Aceh. Foto: Antara FotoRahmad

Kapan Malamang Digelar?

Tradisi malamang biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan, lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, peringatan Maulid Nabi, baralek (pesta pernikahan), perayaan hari kematian, dan lain sebagainya.

Hal tersebut mencerminkan bahwa, malamang tidak saja sebagai kebiasaan atau tradisi semata oleh masyarakat di Minangkabau, melainkan tradisi ini memiliki nilai ekonomis atau dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga.

Di beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Barat (Minangkabau), lamang biasanya dijadikan sebagai barang bawaan atau buah tangan dari keluarga perempuan ke rumah keluarga laki-laki (manjalang), atau ketika seorang menantu perempuan berkunjung ke rumah mertuanya.

Dikutip dari jurnal yang berjudul Lamang Dan Tradisi Malamang Pada Masyarakat Minangkabau. Di Tanah Datar, tepatnya di Nagari Limokaum, keahlian membuat lamang menjadi sumber mata pencarian keluarga dengan menjualnya pada balai atau pakan (pasar tradisional) di daerah sekitarnya.

Lamang Limokaum yang dijual oleh pedagang di sana cukup dikenal dan diminati oleh para konsumen setiap hari di Kota Batusangkar. Di daerah Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman juga merupakan salah satu daerah yang masih menjadikan lamang sebagai makanan adat (tradisi) yang harus ada pada acara-acara tertentu seperti Maulid Nabi, acara kematian, dan bulan malamang atau menjelang bulan Ramadhan.

Lamang yan

Lamang adalah sejenis makanan khas masyarakat Minangkabau yang terbuat dari beras puluik (ketan) dengan wadah dari bambu (talang, buluh). Jenis dan varian dari lamang cukup banyak, walaupun proses pembuatan dan bahan yang digunakan hampir sama, yang membedakan hanyalah bahan dasar.

Lamang yang dibuat dari beras ketan lazim disebut dengan lamang bareh katan (lemang beras ketan) atau lamang sipuluik. Adapun jenis lamang yang lain seperti lamang baluo, lamang pisang, lamang kuning, lamang ubi jalar, lamang labu, lamang ubi kayu, lamang durian dan lamang jagung.

Tetapi yang menonjol dan banyak dibuat oleh masyarakat Minangkabau adalah lamang dari bahan puluik (ketan) atau lamang sipuluik. Lamang ini biasanya dilengkapi dengan tapai sebagai pelengkapnya, sehingga dikenal dengan sebutan lamang tapai.

Di Minangkabau banyak tersedia jenis-jenis lamang. Berikut ini ulasannya.

4 Jenis Lemang

1. Lamang Puluik

Lamang Puluik adalah lamang yang berbahan dasar beras puluik (beras ketan), lamang jenis ini yang paling banyak diproduksi di Minangkabau. Proses pembuatan lamang puluik adalah memasukkan beras ketan ke dalam talang (bambu). Setelah talang sudah terisi beras puluik (beras ketan), maka dibawa ke tengah perapian dan dimasak selama 6 jam.

2. Lamang Pisang

Lamang pisang adalah lamang yang mencampurkan pisang dan beras ketan dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan lamang pisang ini tidak jauh dari proses pembuatan lamang pisang. Yang membedakan proses memasak lamang pisang dan lamang puluik adalah beras ketan dan santan dicampur terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bambu.

3. Lamang Kuning

Lamang kuning adalah jenis lamang dengan tepung beras dan kunyit sebagai bahan utamanya. Pembuatan lamang ini dibuat dengan menggiling beras sampai berbentuk tepung, kemudian dicampur dengan kunyit, lalu dimasak seperti cara memasak lamang lainnya.

4. Lamang Ubi

Lamang ubi adalah lamang yang berbahan dasar ubi dalam proses pembuatannya. Lamang ini dibuat dengan mencampurkan gula merah dan ubi lalu setelah itu dimasukkan ke bambu. Proses pembuatan lemang ubi hampir sama dengan lamang jenis lainnya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan lemang ubi ini adalah ubi, saka, dan garam yang diaduk lalu sebelum masuk ke dalam bambu. Dalam pembuatan lamang ini tidak dibutuhkan santan kelapa.

Artikel ini ditulis Amanda Amelia, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads