Tradisi Upah-upah sendiri merupakan tradisi dari Suku Mandailing dimana upacara adat tersebut dilakukan untuk mendoakan hal-hal yang baik saat kegiatan tertentu. Kegiatan itu bisa berupa pernikahan, selamatan, naik haji, dan khataman Al-Quran, wisuda, dan berbagai kegiatan lain.
Ada beberapa aspek nilai yang ada dalam tradisi Upah-upah ini. Beberapa nilai yang ingin dimunculkan dalam tradisi ini adalah nilai nasihat dan doa, mempererat silaturahmi serta memupuk rasa syukur, serta pengembalian spirit atau semangat bagi orang yang tertimpa musibah tersebut.
Tradisi Upah-upah yang sudah dilakukan sejak lama ini sendiri terbagi atas beberapa kategori. Ada yang disebut Upah-upah dan biasanya dilaksanakan saat hajatan secara umum seperti pernikahan, dan kelahiran bayi. Ada pula yang disebut Mangupa atau Upah-upah Mangondang dan biasanya dilakukan pada selamatan saat seorang anak laki-laki baru mendapat pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang kali ini akan dibahas adalah Upah-upah Tondi, yang biasanya dilaksanakan ketika seseorang yang terkena musibah, bisa berupa sakit atau kecelakaan. Tondi sendiri dapat diartikan sebagai spirit atau semangat. Sesuai namanya, Upah-upah Tondi ini bertujuan untuk mengembalikan spirit atau semangat ke badan seseorang yang sedang sedang sakit atau melalui lantunan kata pemberi semangat dan nasehat.
Etnis mandailing yang berasal dari Tapanuli Selatan sendiri percaya bahwa orang yang sedang sakit roh semangat jiwanya hilang, maka untuk mengembalikan itu dilaksanakanlah tradisi Upah-Upah Tondi tersebut. Upah-Upah Tondi ini juga dilakukan dengan tujuan untuk membuang sial, agar musibah yang terjadi tersebut, tidak kembali terjadi.
Terdapat beberapa bahan bahan atau perlengkapan yang harus disiapkan sebelum Upah-Upah Tondi ini dilaksanakan. Dari perlengkapan tersebut terdapat makna situasi yang tidak dapat terekspresikan secara langsung
Perlengkapan tersebut dapat berupa ayam panggang, hati ayam yang dipanggang, telur ayam yang telah direbus dan dikupas, nasi pulut kunyit, sayur-mayur, gulai kepala kambing. Isi makanan sebagai perlengkapan Upah-Upah Tondi tersebut disesuaikan dengan parah atau tidaknya penyakit yang dialami.
Semua perlengkapan tersebut lalu diletakkan di atas nampan atau baki. Nampan yang telah diisi tersebut kemudian di kelilingkan di atas kepala yang di Upah-Upah Tondi sambil diucapkan doa- doa serta lantunan nasihat- nasihat. Yang memegang nampan tersebut biasanya berasal dari pihak keluarga yang paling tua. Isi nampan tersebut kemudian akan disantap bersama anggota keluarga yang lain.
Nah detikers itulah tradisi Upah-Upah Tondi dari Suku Mandailing. Semoga bisa menambah wawasan mu terhadap tradisi yang ada di Sumatera Utara ya
Artikel ini ditulis oleh Rindi Antika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(afb/afb)