Tradisi Kenduri Laut, Wujud Syukur Nelayan Atas Nikmat Tuhan

Tradisi Kenduri Laut, Wujud Syukur Nelayan Atas Nikmat Tuhan

Michael Ogest - detikSumut
Selasa, 13 Jun 2023 03:00 WIB
Tradisi Kenduri Laut di Tapanuli Tengah (Foto: Instagram Asosiasi Resmi Pemerintah Kabupaten SI)
Tradisi Kenduri Laut di Tapanuli Tengah (Foto: Instagram Asosiasi Resmi Pemerintah Kabupaten SI)
Medan -

Di Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara ada tradisi yang bernama Kenduri Laut. Tradisi ini menjadi wujud syukur para nelayan atas nikmat Tuhan.

Mengutip dari laman resmi Pemkab Deli Serdang, kenduri laut atau kenduri nelayan merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat nelayan sejak dulu. Hal ini dilakukan nelayan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas kekayaan hasil laut yang melimpah.

Tradisi Kenduri Laut ini menjadi tradisi tahunan yang sering dilakukan oleh masyarakat pesisir di Pulau Sumatera, yang berawal dari Tapanuli Tengah. Tradisi ini bahkan dianggap sakral oleh masyarakat pesisir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya tradisi ini dibawakan dengan berbagai acara seperti perlombaan, acara dan hiburan lainnya. Sehingga tradisi Kenduri Laut sering jadi daya tarik tidak hanya lokal, namun wisatawan mancanegara.

Asal Usul Tradisi Kenduri Laut

Dilansir dari laman resmi Pemkab Asahan, Tradisi Kenduri Laut berawal dari warisan budaya masyarakat pesisir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Lalu diikuti oleh berbagai daerah pesisir pantai di Sumatera.

ADVERTISEMENT

Ritual Kenduri Laut ini sudah tertanam sejak abad ke-17. Dari dulu, ritual ini mengajarkan kita untuk berkaca dan selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Sang Maha Pencipta yang membuat lautan.

Tidak hanya wujud syukur, Tradisi Kenduri laut ini biasanya diadakan jika terjadi banyak kecelakaan di laut, timbul penyakit di lingkungan masyarakat pesisir. Begitu juga berkurangnya hasil tangkapan nelayan.

Proses Pelaksanaan Tradisi Kenduri Laut

Tradisi Kenduri Laut ini rutin di lakukan setiap tahun pada bulan Oktober oleh masyarakat pesisir Tapanuli Tengah. Biasanya dilakukan dengan dua prosesi, yakni prosesi perayaan dan prosesi ritual.

Uniknya prosesi ritual pada tradisi ini, setiap perwakilan dari berbagai kecamatan di Tapanuli Tengah wajib membawa persembahan. Prosesi ritual dilakukan pada malam hari dan dianggap sakral.

Sedangkan tradisi perayaan dilakukan pada siang hari, akan di mulai dengan berbagai acara seperti perlombaan perahu, layang-layang dan lainnya. Atraksi budaya seperti tarian tradisional juga turut hadir di acara ini.

Tradisi Kenduri Laut pada daerah lain akan cukup berbeda, namun tetap dengan tujuan yang sama yakni wujud rasa syukur para nelayan. Seperti contoh Tradisi ini dilakukan setiap dua tahun sekali di Silau Laut, Kabupaten Asahan.

Nilai-nilai dalam Tradisi Kenduri Laut

Dikutip dari jurnal karya Muh.Rajab israfil tentang Kenduri Laut, tradisi ini memiliki banyak nilai positif bagi Masyarakat pesisir. Simak uraian berikut:

1. Nilai Kehidupan

Tradisi Kenduri Laut mengandung nilai kehidupan karena hubungan erat antara manusia dengan alam yang akan selalu membawa kehidupan. Sehingga manusia harus menjaga dan melestarikan alam.

Dengan harapan agar kelak alam tetap memberi kehidupan bagi generasi masa depan. Khususnya bagi masyarakat pesisir, karena mayoritas berprofesi sebagai nelayan untuk menghidupi keluarganya.

2. Nilai Budaya

Tradisi Kenduri Laut ini mengandung nilai budaya karena termasuk menjadi salah satu warisan budaya tertua nenek moyang yang turun-temurun dilakukan hingga kini. Sehingga kental akan nilai budaya serta filosofi.

Kearifan lokal ini pun menjadi tradisi yang harus dilakukan dalam rangka wujud syukur yang dipadukan dengat adat daerah. Di lain sisi agar tradisi ini tidak hilang dimakan perkembangan zaman.

Perkembangan Tradisi Kenduri Laut Masa Kini

Hingga kini, Tradisi Kenduri Laut ini masih terus dijaga dan diselenggarakan setiap tahun. Dimeriahkan dengan berbagai acara yang meriah berisi hiburan dan perlombaan yang semakin modern.

Masih menjadi objek destinasi bagi para pengunjung lokal dan wisatawan mancanegara yang masih penasaran akan tradisinya. Ramainya tradisi ini dihadiri membuat budaya dan adat daerah yang ditampilkan semakin terkenal.

Itulah berbagai keunikan tradisi para nelayan di Sumatera, Tradisi Kenduri Laut yang berasal dari Tapanuli Tengah. Semoga setiap tradisi kita bisa tetap lestari ya detikers!

Artikel ini ditulis Michael Ogest, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(astj/astj)


Hide Ads