Melihat Koleksi Peninggalan Peradaban Islam di Museum Gentala Arasy Jambi

Jambi

Melihat Koleksi Peninggalan Peradaban Islam di Museum Gentala Arasy Jambi

Dimas Sanjaya - detikSumut
Minggu, 07 Mei 2023 10:45 WIB
Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)
Menara Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)
Jambi -

Berwisata ke Kota Jambi belum lengkap tanpa mengunjungi Jembatan Gentala Arasy. Di ujung jembatan ini terdapat museum yang berisi koleksi peradaban Islam di Kota Jambi.

Museum berbentuk menara ini diresmikan sejalan dengan peresmian jembatan Gentala Arasy pada 28 Maret 2015. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Jambi datang ke museum ini dengan berjalan kaki dari Taman Tanggo Rajo menuju lokasi museum. Lokasi Jembatan Gentala Arasy sendiri tepat berada di kawasan Pasar yang merupakan wilayah tengah kota.

Museum Gentala Arasy menyimpan banyak koleksi berupa manuskrip serta peninggalan seni dan budaya islam. Hampir semua koleksi itu berkaitan dengan peradaban Islam di Kota Jambi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 100 lebih koleksi di Gentala Arasy ini, adapun terdiri dari koleksi khusus, koleksi titipan, dan koleksi titipan masyarakat seperti kitab-kitab," kata Fikri, Edukator Museum Gentala Arasy.

Berikut ini beragam koleksi di Museum Gentala Arasy.

ADVERTISEMENT

Mushaf Al-Qur'an al-Jambi

Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)Mushaf Al-Qur'an Raksasa (Dimas Sanjaya/detikSumut) Foto: Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)

Al-Qur'an mushaf Jambi ini berukuran 125 x 180 cm. Dipamerkan tepat di sebelah kanan tak jauh dari pintu masuk museum. Alquran Mushaf Jambi ini dipajang di atas meja dengan ukiran khas Jambi, sementara di atasnya ditutup dengan kaca.

"Mushaf Al-Qur'an salah satu yang masterpiece juga di sini. Dibuat pada 2014 untuk jadi sebagai buah kebanggaan dengan memasukan unsur-unsur melayu Jambi di dalam bingkainya, ada ukuran daun, dan ukiran batik Jambi. Setiap lembar (motifnya) beda-beda itu," ujar Fikri.

Alquran yang dibuat dengan motif (ukiran) Jambi sengaja dibuat sehingga nuansa Jambinya sangat kental. Pasalnya kehidupan budaya Melayu di Jambi sangat erat kaitannya dengan sejarah Islam. Antara sejarah Islam dan budaya melayu tidak bisa dipisahkan, sejak abad ke 14 Islam telah mulai masuk ke Jambi di mana adat bersendi syara, syara bersendi kitabullah. Keberadaan Alquran Mushaf Jambi ini menjadi penyambung tonggak sejarah penyebaran Islam yang telah mengakar kuat di wilayah seberang kota Jambi yang menjadi lokasi museum ini.

Kitab dan naskah

Dalam katalog Gentala Arasy setidaknya ada 23 kitab-kitab yang dipamerkan di sana. Kini beberapa kitab sudah dilakukan digitalisasi dan tidak dipamerkan bentuk aslinya untuk menjaga keawetan kita sendiri. Namun demikian, saat berkunjung ke sana terkadang monitor yang menampilkan digitalisasi kitab itu kerap tidak hidup.

Kitab yang dipamerkan itu berisi berupa doa-doa dan pedoman hidup. Lebih rinci dapat dikelompokakn, seperti naskah keagaamaan, kebahasaan, filsafat, pengobatan, mengenai ajaran moral, silsilah, perbintangan, sejarah, dan peraturan adat. Beberapa naskah yang ditemukan memakai aksara arab melayu, seperti naskah silsilah Habib Sayyid Hussain yang merupakan salah satu orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Kota Jambi pada abad 16.

Selain itu ada juga Kitab Tafsir Khawatib yang bertuliskan dan berbahasa Arab. Memiliki ukuran lebar 17 cm dan panjang 27 cm. Berisi 240 halaman dengan 29 per halaman. Kitab ini berisikan tentang sarah muhtaminah yang ditulis pada 1353 Hijriah.

Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)Koleksi Kitab Tafsir Khawatib yang ditulias 1353 H (dok Kemdikbud) Foto: Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)

Perlengkapan Pakaian

Sentuhan kebudayaan islam pada masyarakat Jambi sangat kuat pengaruhnya terutama dalam perlengkapan pakaian. Berbagai bentuk perlengkapan pakaian yang digunakan seperti, destar, sorban, topi trobus, jubah dan lainnya yang dipadukan dengan unsur budaya setempat, memiliki identitas dan nuansa tersendiri bagi pemakainya, terutama dalam acara ritual keagaamaan dan acara selamatan.

Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)Koleski Syal di Museum Gentala Arasy sebagai penutup kepala guru dan ulama Madrasah Nurul Iman Seberang Kota Jambi, diperkirakan dibawa guru dari Arab saat itu (Dimas Sanjaya/detikSumut) Foto: Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)

Topi Trobus

Topi ini memiliki ukuran diameter 19 cm dan tinggi 12 cm. Topi ini biasanya dipakai oleh guru di Pondok Pesantren Nurul Iman Kota Jambi. Bahan topi ini merupakan kain hitam, merah dan kuning dengan teknik anyaman sebagai proses pembuatannya. Penutup kepala ini memiliki motif geometris dalam bentuk Melati di pinggir bawah dan atas. Bagian atas topi ini dianyam dengan kain katun putih serta bagian dalam dilapisi kain satin warna ungu muda.

Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)Topi Trobus, penutup kepala yang digunakan guru di Pondok Pesantren Nurul Iman Kota Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut) Foto: Museum Gentala Arasy Jambi (Dimas Sanjaya/detikSumut)

Syal

Beberapa syal koleksi di Gentala Arasy ini merupakan peninggalan ulama dan guru di Madrasah Nurul Iman Seberang Kota Jambi. Dalam beberapa catatan kemungkinan berasal dari awal abad 19.

Syal ini diduga berasal dari Arab atau Persia yang dipakai guru-guru saat itu yang pulang dari Mekkah. Syal ini biasanya sebagai penutup kepala oleh guru Madrasah Nurul Iman saat menjadi khotib dan mengajar.

Uang Koin

Uang koin masa lampau juga dipamerkan di Gentala Arasy. Uang koin ini rata-rata peninggalan mata uang zaman penjajagan Belanda dahulu. Hal ini menandakan bahwa Jambi merupakan wilayah yang diduki Belanda dahulunya. Beberapa uang koin itu bertuliskan Nederlandsch Indie dengan gambar makhota dan gandum, kemudian ada juga yang bergambar Inggeris Island of Sumatra tahun 1804.

Pigura tokoh Islam di Jambi

Di beberapa dinding dalam Museum Gentala Arasy, dijejerkan pigura tokoh dalam peradaban islam di Jambi. Selain itu juga dijelaskan bagaimana awal masuk islam di Sumatera, provinsi Jambi hingga di wilayah Kota Jambi tepatnya di kampung Arab Melayu sebagaimana lokasi museum tersebut.

Runutan peradaban islam mulai dari masuknya saudagar kaya asal cina beragama islam Datuk Sin Tay. Kemudian memiliki anak bernama Nyai Resih dan menikah dengan pria keturunan Arab Bernama Habib Sayyid Hussain yang juga disebut-sebut sebagai penyebar agama islam di Jambi. Hingga saat ini makam Habib Sayyid Hussain yang berada di Kawasan Seberang Kota Jambi itu masih terus diziarahi masyarakat.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads