Pemkot Sabang Cari Dana untuk Revitalisasi Situs Karantina Haji

Aceh

Pemkot Sabang Cari Dana untuk Revitalisasi Situs Karantina Haji

Agus Setyadi - detikSumut
Selasa, 07 Mar 2023 03:00 WIB
Situs Sejarah Karantina Haji di Pulau Rubiah Sabang
Situs Karantina Haji Sabang (Agus Setyadi/detikcom)
Sabang -

Pemerintah Kota Sabang saat ini tengah mencari dana agar rencana revitalisasi situs Karantina Haji yang terletak di Pulau Rubiah dapat terlaksana. Kondisi karantina termewah di zaman Belanda itu kini memprihatinkan.

Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan, di ujung barat Indonesia itu terdapat sejumlah situs berkaitan dengan haji yakni karantina haji, kampung haji hingga rumah sakit. Kondisi karantina disebut belum tertata rapi.

"Itu semua sedang kita upayakan dapat ditata kembali sehingga menjadi daya tarik seperti Karantina Haji," kata Reza kepada wartawan, Senin (6/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Ikatan Arsitektur Indonesia yang berkunjung ke Sabang tahun lalu mengaku bakal membantu mendesain untuk revitalisasi. Pemkot Sabang akan mencari sumber pendanaan untuk proses revitalisasi.

"Kita nanti cari sumber pendanaan untuk revitalisasi. Kemenag juga sangat mungkin kita minta karena ada kaitannya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

detikSumut pernah berkunjung ke situs karantina haji tersebut pada Senin (24/6/2019) lalu. Lokasinya terletak sekitar 100 meter dari dermaga Pulau Rubiah. Begitu turun dari kapal, perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri jalanan terbuat dari semen.

Bangunan bergaya Belanda itu tampak lebih kecil dibandingkan gedung di belakangnya. Di halaman bangunan tampak lebih bersih. Di dalamnya, ada beberapa ruangan kosong.

Atap dan lantai bangunan rusak. Catnya mulai pudar. Berjalan sekitar 20 meter dari sana, terdapat sebuah bangunan dengan delapan ruangan. Jarak kedua gedung dipisah ilalang setinggi pinggang orang dewasa.

Kondisi di dalam bangunan sama: kosong melompong, atap rusak, dan lantai pecah-pecah. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis serta rombongan Kemenag Aceh dan Sabang berkunjung ke lokasi.

"Ini bangunan masa Belanda yang dibangun tahun 1920 dan masih ada. Tapi kondisinya memprihatinkan," kata Sri di lokasi kala itu.

Selengkapnya di Halaman Selanjutnya...

Menurut Sri, seharusnya situs sejarah ini dapat dipugar kembali sehingga masyarakat dan jemaah haji tahu sejarah haji pada masa dulu. Setelah direnovasi, keberadaan kedua bangunan tersebut dapat menjadi lokasi wisata religi.

"Bisa jadi wisata religi atau menapak tilas, bisa manasik haji di sini atau melihat gimana bangunan asrama haji dulu seperti apa. Mudah-mudahan dengan sudah diketahui bisa segera dibangun dan direnovasi dan dilestarikan," harap Sri.

Pendiri Sabang Heritage Society (SHS), Albina Ar Rahman, mengatakan kedua bangunan yang masih tersisa di lahan seluas 10 hektare ini bergaya arsitektur ardeko. Hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang sudah menggunakan beton, serta terdapat lubang angin.

Penggunaan Pulau Rubiah sebagai tempat karantina berakhir ketika Jepang masuk pada 1942 silam. Seluruh bangunan berubah fungsi menjadi barak-barak tentara. Di sana, jadi markas tentara penjajah.

"Dulu fasilitas ini termewah. Cuma ada dua di Indonesia yaitu di Sabang (Aceh) dan Pulau Seribu (Jakarta)," terang Albina, Senin (24/6/2019) silam.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Nonton Pagelaran Sabang Merauke 2025, Atraksi Yura Yunita Pecah!"
[Gambas:Video 20detik]
(agse/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads