Suku Batak punya minuman tradisional yang bernama Tuak. Minuman berwarna putih pekat yang juga mengandung alkohol kerap hadir di setiap kondisi, dan tak lepas dari kehidupan sehari-hari.
Namun tuak juga ada di beberapa daerah lain. Melansir laman resmi Warisan Budaya Kemendikbud, tuak juga ada di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah.
Karena mengandung alkohol, tuak kerap disangkut-pautkan dengan minuman yang mampu memabukkan. Tak jarang, masalah-masalah muncul usai meminum tuak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pemberitaan detikSumut sejumlah peristiwa kriminal terjadi usai pelaku menenggak tuak. Pada Sabtu, 26 November 2022, Seorang pria di Pesawaran, Lampung, NRS (40) memperkosa keponakannya yang berusia 15 tahun. NRS diduga melakukan aksi bejatnya itu karena sedang mabuk usai meminum tuak.
Selain itu, Seorang remaja berusia 16 tahun di Sibolga, Sumatera Utara menjadi korban pencabulan dua pria. Keduanya, yakni LS (22) seorang pemulung dan WG (20) karyawan hotel. Peristiwa pencabulan itu terjadi di salah satu penginapan di Jalan Diponegoro, Sibolga pada Kamis (5/1) dini hari.
"Kedua tersangka diamankan karena melakukan perbuatan asusila terhadap perempuan berusia 16 tahun," kata Kasi Humas Polres Sibolga AKP R Sormin, Jumat (13/1/2023).
Lantas apakah sebenarnya itu tuak? Bagaimana tuak dalam masyarakat Batak? Berikut detikSumut hadirkan faktanya!
Apa itu Tuak?
Melansir Warisan Budaya Kemendikbud, tuak adalah minuman khas masyarakat Batak baik digunakan dalam upacara adat. Tuak berasal dari enau atau arenga pinnata.
Selain dijadikan minuman bagi laki-laki yang berkumpul di kedai pada sore hari, tuak dalam masyarakat Batak juga berguna bagi wanita yang baru melahirkan agar cepat sembuh.
Tuak yang diminum laki-laki di kedai saat sore hari biasanya menjadi penyambung dalam perbincangan, bernyanyi, bermain kartu, dan sebagainya.
Produksi Tuak
Untuk menghasilkan sebuah tuak hingga bisa tersaji bagi banyak orang, terdapat proses yang panjang. Menurut Shigehiro dalam jurnal yang berjudul Tuak in the Toba Batak Society; A Preliminary Report on the Socio-cultural Aspect of Palm Wine Consumtion menjelaskan bahwa proses tuak begitu panjang.
Mula-mula paragat, sebutan penyadap tuak, akan memukul tandan berulang-ulang dengan alat dari kayu yang disebut balbal-balbal selama beberapa minggu, setelah itu paragat akan memotong mayangnya. Kemudian membungkus ujung tandan tersebut dengan obat (kapur sirih atau keladi yang ditumbuk) selama dua hingga tiga hari.
Dari sana kemudian air nira keluar dan ditampung. Biasanya, paragat akan menyadap tuak dua kali sehari pada pagi dan sore. Bagi tuak yang ditampung pagi hari akan dikumpulkan di rumah paragat. Setelah itu, paragat menguji rasa tuak tersebut, apabila rasanya bagus maka paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru.
Tuak dalam Upacara Adat
Tak hanya diminum di kedai-kedai pada sore hari, tuak juga memiliki posisi dalam upacara adat. Melansir Harisan Boni Firmando (2020) dalam Aceh Anthropological Journal, bahwa kepercayaan Batak tradisional membuat tuak sebagai sajian untuk roh-roh nenek moyang atau orang yang sudah meninggal.
Awalnya, keberadaan tuak hanya dijadikan minuman pada upacara adat resmi, seperti manuan ompuompu dan upacara manulangi hingga pada acara adat mangokkal holi.
Dalam acara penguburan, tuak akan diberikan keesokan harinya dalam acara adat manuan ompu-ompu/raja ni duhutduhut. Acara ini merupakan penanaman beberapa jenis tumbuh-tumbuhan di atas tambak (kuburan).
Untuk acara adat manulangi atau acara pemberian makanan secara adat kepada orang tua, tuak juga dihadirkan. Pada waktu memberikan makanan kepada orang tua, keturunannya harus menyajikan air minum serta tuak. Dalam kepercayaan masyarakat Batak Toba air dan tuak mengandung makna. Air disebut tio (jernih/jelas) yang dimaknai agar keturunan orang tua yang diberi makanan tio panggabean, tio parhorasan, diberi kesehatan, dan keturunan yang baik.
Tuak yang berhubungan dengan upacara adat disebut tuak tangkasan. Tuak tangkasan merupakan tuak pilihan yang terbaik, dikatakan tuak terbaik karena akan diberikan boru kepada hula-hulanya.
Demikianlah penjelasan singkat terkait tuak yang merupakan minuman khas masyarakat Batak. Semoga bermanfaat!
(astj/astj)