Film dokumenter berjudul Three Faces In The Land of Sharia (Tiga Wajah di Negeri Syariat) masuk nominasi Cannes World Film Festival. Film karya Davi Abdullah itu satu-satunya dari Indonesia yang masuk nominasi.
Film berkisah tentang tiga kelompok minoritas yang tinggal di Aceh itu telah menyisihkan ratusan film lain dari berbagai negara. Film disutradarai Davi Abdullah dan Produser Masridho Rambe itu masuk nominasi kategori 'best human right film'.
Dokumenter tersebut saat ini bersaing dengan film berjudul Pehchaan (identity) yang disutradarai Mohammad Ahsan asal Pakistan untuk merebut pemenang festival bulanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masridho mengatakan, film garapan timnya itu bercerita tentang kelompok minoritas yang tidak dapat beraktivitas layaknya masyarakat lainnya. Mereka disebut kerap dicambuk karena perbuatan mereka dinilai melanggar syariat Islam.
"Alhamdulillah film kami kembali berhasil masuk dalam nominasi dalam festival film dunia Cannes. Mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah untuk memotivasi para sineas lainnya untuk terus berkarya dan membuktikan bahwa anak Aceh juga bisa bersaing dengan film-film dunia lainnya," kata Masridho dalam keterangannya, Kamis (23/2/2023).
![]() |
Menurutnya, film itu sudah melalui beberapa seleksi mulai dari penetapan semi finalis, finalis hingga pengumuman nominasi pada hari ini. Film yang masuk nominasi diumumkan lewat situs resmi Cannes World Film Festival.
Dia menjelaskan, ada tujuh dewan juri yang menilai film yang dinyatakan masuk nominasi. Mereka terdiri dari industri film, industri musik, bidang seni dan budaya.
"Nanti pemenang bulanan secara otomatis diikutsertakan dalam kompetisi tahunan untuk mendapat kesempatan menerima piala 'luciole d'Or' dan berkesempatan memutar film mereka di Cannes, Perancis, Ibukota bioskop dunia. Upacara penghargaan tahunan ini dijadwalkan pada 16 Juni 2023 mendatang," ujarnya.
"Sebelumnya Three Faces In The Land of Sharia berhasil menang dalam kategori film dokumenter pendek terbaik dalam festival film Indonesia (FFI) tahun 2021," lanjut Masridho.
(agse/astj)