Sejarah Rumah Singgah Bung Karno di Padang yang Sudah Rata dengan Tanah

Sumatera Barat

Sejarah Rumah Singgah Bung Karno di Padang yang Sudah Rata dengan Tanah

Fria Sumitro - detikSumut
Rabu, 22 Feb 2023 09:11 WIB
Rumah singgah Bung Karno sebelum dirubuhkan. (Foto: Istimewa)
Rumah Singgah Bung Karno di Padang sebelum dihancurkan. (Foto: Istimewa)
Padang -

Rumah singgah Bung Karno di Padang, Sumatera Barat, kini telah rata dengan tanah. Padahal, rumah tinggal Emma Idham (nama aslinya) itu merupakan salah satu cagar budaya. Rencananya akan didirikan sebuah restoran di atas tanah tersebut.

Menurut penuturan sang pemilik bangunan, Soehinto Sadikin, ia benar-benar tidak mengetahui bahwa rumah singgah Bung Karno adalah sebuah cagar budaya. Saat dibeli dari pemilik sebelumnya, ia tidak diberitahu status dari bangunan yang telah dihancurkan itu.

"Keterangan dari pemilik sebelumnya tidak ada. Tidak ada penjelasan. Jadi ada yang berminat mau bikin restoran," kata Soehinto kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentu perobohan itu sangat disayangkan karena pastinya terkandung nilai historis dalam rumah Emma Idham.

Suasana rumah singga Bung Karno di Padang yang rata dengan tanahSuasana rumah singga Bung Karno di Padang yang rata dengan tanah (Jeka Kampai/detikSumut)

Menurut laman padang.go.id., sejarah rumah tinggal Emma Idham bermula ketika bangunan tersebut didirikan pada 1930. Berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 12, Kelurahan Padang Pasir, Padang Barat, adapun penamaannya diambil dari nama pemilik rumah terdahulu, yakni Emma Idham.

ADVERTISEMENT

Sebelum menjadi rumah singgah Bung Karno, rumah tersebut mulanya berfungsi sebagai hunian keluarga Dr. Woworuntu. Barulah pada Maret 1942, Bung Karno mulai menempatinya.

Dilansir pustakauinib.ac.id, awal mula Bung Karno tinggal di rumah Emma Idham adalah lantaran pemerintah Belanda takut Presiden RI pertama tersebut dimanfaatkan oleh Jepang yang akan mendarat di Indonesia.

Alhasil, Presiden Soekarno direncanakan akan "dibuang" ke Bengkulu. Akan tetapi, saat hendak berangkat, kapal yang akan mengantarkan Bung Karno rusak.

Sebagai alternatif, pemerintah Belanda lantas mengirim Bung Karno ke Padang dengan gerobak sapi. Setibanya di Padang, Bung Karno tinggal di rumah Emma Idham dan menetap selama tiga bulan.

Masih dari padang.go.id., rumah singgah Bung Karno yang berada di Padang tersebut sebelumnya pernah dijadikan sebuah kafe bernama Tiji Cafe. Akan tetapi, kafe tersebut sudah ditutup.

Rumah Emma Idham sendiri telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kota Padang dengan Nomor Inventaris 33/BCBTB/A/01/2007.

Selain itu, jika melihat dokumen Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Padang Nomor 03 Tahun 1998 Tentang Penetapan Bangunan Cagar Budaya dan Kawasan Bersejarah di Kotamadya Padang, dapat dilihat jelas bahwa rumah Emma Idham menjadi salah satu bangunan kuno, bangunan kolonial, dan obyek bersejarah di Kota Padang yang dilestarikan.

Dari dokumen tersebut pula, dapat diketahui bahwa sebelum berganti nama menjadi "Rumah Emma Idham", bangunan tersebut lebih dulu dikenal dengan sebutan "Rumah Dr. Woworuntu".




(astj/astj)


Hide Ads