Mengenal Dalihan Na Tolu dari Budaya Batak

Mengenal Dalihan Na Tolu dari Budaya Batak

Goklas Wisely - detikSumut
Senin, 06 Feb 2023 03:02 WIB
Museum Batak di Samosir
Foto: (Bonauli/detikcom)
Medan -

Batak adalah salah satu suku yang terkenal dari Sumatera Utara, khususnya di kawasan Danau Toba. Suku Batak memiliki filosofi hidup untuk membangun peradabannya, yakni Dalihan Na Tolu. Lantas apa itu Dalihan Na Tolu?

Persoalan ini turut dijelaskan oleh Titik Pudjiastuti pernah menuliskannya di dalam bukunya berjudul, "Pandangan Masyarakat Kini Terhadap Naskah Kuno di Daerah Sumatera Utara." Buku itu diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 1997.

Dia menjelaskan arti kata Dalihan adalah tempat (tungku) bertemu. Sedangkan Na Tolu adalah yang tiga. Sehingga dapat dimaknai tempat bertemunya tiga unsur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atau kerap kali secara umum diartikan sebagai tungku yang memiliki tiga dasar penopang. Dalihan Na Tolu ini pun menggambarkan bagaimana kesatuan hubungan kekeluargaan dalam kebudayaan Batak. Tiga unsur itu ialah :

a. Dongan sabutuha (teman semarga)

Di dalam unsur ini menekankan bahwa sebagai teman semarga harus saling tolong menolong dengan beragam cara agar tali persaudaraan tidak terputus. Tidak boleh berpindah - pindah marga.

ADVERTISEMENT

Berkenan dengan hal tesebut terdapat pepatah yang berbunyi, "Na so siol mardongan sabutuha, ndang daionna gabe." Artinya, yang tidak mencintai teman semarganya tidak akan berketurunan.

b. Hula - hula (keluarga dari pihak istri)

Dalam hal ini, sifat hubungan dengan hula-hula harus sangat dijaga. Sebab, sangat peka dan rentan rapuh. Jika tidak hati - hati bertindak akan merusak hubungan kekerabatan. Telebih lagi hula - hula dianggap berkat karena pihak yang membawa keturunan.

Maka dari itu ada perumpamaan dalam bahasa Batak, "Naso somba marhula-hula, siraraon ma gadong na." Maknanya pihak yang tidak menghormati hula-hula maka ubinya akan hambar. Diketahui, ubi adalah makanan pokok pengganti nasi di adat Batak. Oleh karena itu, dapat dimaknai pula akan kesulitan mencari nafkah.

c. Boru (keluarga dari pihak menantu laki-laki kita)

Di dalam adat Batak, Boru dibagi menjadi dua, yakni Hela (suami dari anak perempuan) dan Bere (anak saudara perempuan). Boru memiliki fungsi untuk mengikat dan mempersatukan hubungan di antara hula - hula.

Karena Boru sangat berbakti kepada hula -hula, tak jarang diberi imbalan pauseang. Artinya, pemberian sebidang tanah atau pun lainnya oleh orangtua kepada putrinya yang telah menikah.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads