Pada tahun 1914, berdiri sebuah bangunan rumah sakit di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut), namanya Catharina Hoospitaal. Setelah lebih dari satu abad yang lalu, bangunan itu sampai hari ini masih berfungsi dan berdiri tegak sebagai rumah sakit yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Bangunan rumah sakit ini ini merupakan warisan peninggalan Kolonial Belanda yang berkuasa tiga setengah abad mengeksplorasi tanah dan kekayaan bumi nusantara. Mereka banyak mendirikan kantor hingga bangunan-bangunan yang sampai sekarang masih banyak dijumpai, salah satunya Catharina Hospitaal, rumah sakit yang terletak di Kelurahan Sei Renggas, Kecamatan Kisaran Timur.
Baca juga: Begu Ganjang, Cerita yang Melegenda di Sumut |
Berdasarkan data yang dihimpun detikSumut, setelah kekuasaan Kesultanan Asahan runtuh pada tahun 1865, Asahan yang oleh pemerintah Hinda Belanda afdeling juga tak luput dari peta jajahan, yakni pada antara tahun 1867-1942.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masuk dalam kawasan pantai timur Sumatera, Asahan menjadi sasaran masif bagi Belanda untuk menghidupkan sektor industri perkebunan. Hingga, berdirilah sebuah perusahaan perkebunan bernama Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij (HAPM). Seiring berdirinya HAPM dibangun pula sebuah gedung rumah sakit bernama Catharina Hospitaal pada tahun 1914.
Catharina, konon diambil dari nama dokter pertama yang bertugas di rumah sakit tersebut. Namun sumber lain menyebut Catharina bukanlah dokter atau perawat.
Ia hidup diantara tahun 1874 hingga tahun 1894. Ia disebut sebagai anak salah seorang gubernur Hinda Belanda yang berkuasa pada masanya. Di usia 20 tahun meninggal karena sakit dan namanya disematkan di gedung tersebut.
![]() |
Kemudian pasca kemerdekaan HAPM diambil alih lalu dinasionalisasi pada tahun 1960 hingga beralih kepemilikan ke tangan PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP) sampai akhirnya rumah sakit memisahkan diri dengan perusahaan dan mengubah namanya menjadi Rumah Sakit Umum Ibu Kartini.
Tak jelas sejak kapan persisnya penamaan Catharina Hospitaal berubah nama dan kini menjadi RSU Ibu Kartini. Melihat kondisi gedung yang masih berdiri kokoh, pergantian nama rumah sakit dinilai oleh pemerhati sejarah di Asahan sebagai pengkaburan sejarah di masa lampau.
"Sangat disayangkan juga kenapa namanya diganti menjadi Rumah Sakit Ibu Kartini. Kenapa tidak dipertahankan nama aslinya sebagai bagian dari sejarah bangunan tersebut," kata Robi MN seorang pemerhati sejarah di Asahan, Sabtu (1/10/2022).
Sebab menurutnya, hingga sampai saat ini memang belum ditemukan alasan kuat penamaan Kartini pada rumah sakit warisan Belanda tersebut.
"Jika merujuk Kartini yang dimaksud adalah wanita bergelar Pahlawan Nasional, Raden Adjeng Kartini, maka sejauh ini memang belum ditemukan apa kaitannya dengan bangunan rumah sakit tersebut," kata dia.
(dpw/dpw)