Salah satu nama yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemerdekaan Indonesia adalah Doktor Muhammad Hatta. Bung Hatta, demikian ia akrab disapa, adalah tokoh Proklamator. Bersama Bung Karno, Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Bung Hatta lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah kelahiran Hatta berada di jantung kota Bukittinggi, tak sampai berkilo-kilometer dari ikon Jam Gadang.
Rumah dua lantai itu menggunakan struktur kayu, yang terdiri dari bangunan utama, pavilion, lumbung padi, dapur dan kandang kuda. Bangunan utama berfungsi untuk menerima tamu, ruang makan keluarga, dan kamar ibu, paman, serta kakek Bung Hatta. Sedangkan pavilion berfungsi sebagai kamar tidur Bung Hatta kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di rumah ini, Hatta tinggal hingga berusia 11 tahun, sebelum melanjutkan sekolah menengah di meer uitgebred lager onderwijs atau MULO di Kota Padang. Walaupun durasi tinggal di rumah kelahirannya di Bukittinggi relatif singkat, namun dalam sejarahnya, suasana dari kehidupan rumah ini memberikan kenangan yang mendalam serta berperan besar dalam pembentukan watak Hatta.
"Rumah asli sesungguhnya sudah runtuh pada tahun 1960-an. Namun dibangun ulang pada tahun 1994. Kepemilikan lahan juga sempat berpindah tangan kepada salah satu saudagar yang tinggal di sebelah rumah ini, tapi kemudian dibeli lagi oleh pemerintah," kata Vinny Marlinda, salah satu pemandu di rumah kelahiran Hatta.
Menurut Vinny, sebagian besar perabotan di dalam rumah masih asli dari peninggalan masa kecil Bung Hatta, yang diperoleh dari keluarga dan kerabat. Begitupun tata letak perabotan tersebut masih dipertahankan di tempat asalnya.
"Namun yang paling asli dari rumah kecil Bung Hatta ini adalah sumur tua yang sekarang ada di dalam kamar kelahiran. Air sumur masih kita manfaatkan saat ini," katanya.
Rumah kelahiran yang sudah dijadikan museum ini menyajikan banyak informasi tentang Hatta, mulai dari silsilah keturunan hingga foto-foto sejarah perjuangan hidup Bung Hatta dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.
Budayawan menyebut Hatta adalah tokoh Islam, baca selengkapnya di halaman berikut....
Menurut Budayawan Minangkabau, Hasril Chaniago, Bung Hatta sudah dikenal sebagai aktivis dan pejuang sejak masa sekolahnya hingga menjadi tokoh penting dalam proklamasi kemerdekaan. Namun yang banyak orang tidak tahu, Hatta sesungguhnya adalah seorang tokoh Islam.
"Sebenarnya sosok Bung Hatta ini sudah dipahami banyak orang. Yang jarang dipahami adalah beliau sebagai tokoh Islam sebenarnya. Kita sering mengatakan nilai-nilai baik Bung Hatta adalah jujur, hemat, disiplin dan bersahaja. Itu sesungguhnya adalah implementasi dari nilai-nilai Islam," kata Hasril kepada detikSumut.
"Yang perlu kita pahami juga adalah, beliau itu keturunan ulama besar. Kakeknya, Syech Abdurrahman adalah ulama besar Minangkabau di Abad ke-19. Beliau itu masa kecilnya juga mengaji di surau Syech Jamil Djambek. Hal lain juiga yang perlu diketahui adalah Hatta adalah pendiri Universitas Islam Indonesia (UII) yang sekarang ada di Jogyakarta," kata Hasril.
Hasril menyebut, dalam urusan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta juga merupakan seorang tokoh yang memiliki visi jauh kedepan.
"Sebenarnya kalau kita lihat, yang paling solid mendukung indonesias Merdeka itu adalah Sumatera Barat dan Aceh. Bung Hatta itu visioner. Suatu saat, ia sudah memikirkan bahwa seluruh Jawa akan jatuh. Ibukota akan jatuh, sehingga perlu daerah alternatif. Apa hal yang tidak pernah dipkikirkan Belanda? Saat sudah menduduki Jogya dan menawan Presiden-Wapres, Belanda berpikir bahwa Indonesia sudah tidak ada," katanya.
"Tapi dengan visinya yang jauh ke depan, Hatta sejak awal-awal sudah memperhitungkan dan menyiapkan pemerintah alternatif. Itulah yang kita kenal dengan nama PDRI, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang berkedudukan di Bukittinggi Jadi, Syafruddin (Prawiranegara) membentuk pdri bukan ujug-ujug, tapi sebenarnya sudah dipersiapkan dan diskenariokan Hatta," tambah Hasril lagi.
Bung Hatta tak sekedar tokoh proklamator. Tapi seperti kata Hasril Chaniago, Hatta adalah seorang tokoh Islam yang memiliki kemampuan intelektual dan visioner. Mengunjungi museum Hatta merupakan salah satu cara untuk mempelajari sosok hatta sesungguhnya.
Selain ke rumah kelahiran Hatta, jejak Hatta juga bisa ditemukan di Istana Bung Hatta yang dulu dijadikan sebagai Istana dan pusat pemerintahan PDRI. Posisinya persis berhadapan dengan Jam Gadang, yang menjadi ikon kota wisata Bukittinggi. Di sebelahnya, berdiri patung Hatta dalam ukuran raksasa.