Daftar 12 Pahlawan Nasional Asal Sumut yang Perlu Kamu Tahu

Datuk Haris Molana - detikSumut
Sabtu, 06 Agu 2022 13:16 WIB
Jenderal Abdul Haris Nasution. (Foto: Dok. Pemprov Sumut)
Medan -

Puncak perayaan HUT Kemerdekaan RI sebentar lagi tiba. Pada 17 Agustus 2022 mendatang, RI memasuki usia ke-77.

Perayaan Kemerdekaan RI ini tak terlepas dari perjuangan para pahlawan bangsa. Banyak dari mereka rela berkorban harta dan nyawa untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Atas jasa para pahlawan itu, pemerintah menetapkan beberapa di antaranya menjadi 'pahlawan nasional'. Para pahlawan nasional ini dipilih dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara (Sumut).

Sampai saat ini, ada sekitar 12 pahlawan nasional asal Sumut. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya kita menghargai dan menghormati perjuangan mereka dalam merebut dan memperjuangkan kemerdekaan.

Dilansir dari laman resmi Pemprov Sumut, berikut daftar 12 pahlawan asal Sumut yang telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional:

1. Sisingamangaradja XII

  • Lahir : Bakkara, Humbang Hasundutan, 18 Februari 1845
  • Wafat : Dairi, 17 Juni 1907
  • Dimakamkan di Tarutung, Tapanuli Utara dan dipindahkan ke Balige(1953) oleh Soekarno.
  • Pemimpin legendaris masyarakat Batak bermarga Sinambela ini mempunyai gelar Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Beliau naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Raja Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon. Penobatannya sebagai raja ke-12 bersamaan dengan masuknya Belanda ke Sumatera Utara.Di sini Belanda berusaha menanamkan monopoli atas perdagangan di Bakkara. Hal ini memicu Perang Batak yang dipimpin oleh Sisingamangaraja XII hingga puluhan tahun lamanya. Setelah Bakkara dikuasai Belanda, beliau masih memimpin perang gerilya sampai akhirnya beliau gugur ditembak Belanda di Dairi beserta ketiga putra-putrinya.
  • Penetapan: S. K. Presiden No. 590 Tahun 1961, bertanggal 9-11-1961.

2. Dr. Ferdinand Lumban Tobing (F. L. Tobing)

  • Lahir: Sibuluan, Sibolga, 19 Februari 1899
  • Wafat: Jakarta, 07 Oktober 1962
  • Umur: 63 tahun
  • Agama: Kristen Protestan
  • Lulusan sekolah dokter STOVIA -Beliau pernah bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
  • Menteri Penerangan, Menteri Hubungan Antar Daerah, Menteri Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan (pejabat sementara).
  • Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara.
  • Namanya sekarang diabadikan menjadi nama bandara di Kabupaten Tapanuli Tengah.
  • Penetapan: S. K. Presiden No. 361 Tahun 1962, bertanggal 17-11-1962.

3. K. H. Zainul Arifin

  • Lahir: Barus, Tapsel, 2 September 1909
  • Wafat: Jakarta, 2 Maret 1963
  • Usia: 53 tahun
  • Agama : Islam
  • HIS (Hollands Indische School)
  • Sekolah menengah calon guru, Normal School
  • Pengetahuan agama di Madrasah di surau dan saat menjalani pelatihan seni bela diri pencakusia 16 tahun.
  • Aktif dalam kegiatan seni sandiwara musikal Melayu, Stambul Bangsawan sebagai penyanyi dan pemain biola.
  • Stambul Bangsawan merantau ke Batavia (Jakarta).
  • Pada tahun 1955 itu pula Zainul berangkat haji untuk pertama dan terakhir kali ke Tanah Suci bersama Presiden Soekarno. Di sana ia dihadiahi sebilah pedang berlapis emas oleh Raja Arab Saudi, Raja Saudi. Beliau Wafat tertembak peluru saat shalat Idul Adha (14-05-1962) di barisan terdepan bersama Soekarno, yang diarahkan seorang pemberontak DI/TII dalam percobaannya membunuh presiden. Zainul Arifin akhirnya wafat 2 Maret 1963 setelah menderita luka bekas tembakan dibahunya selama sepuluh bulan.
  • Anggota GP Ansor 1930 -Ketua Cabang NU Jatinegara
  • Ketua Majelis Konsul NU Batavia hingga 1-Wakil NU dalam kepengurusan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi)-Aktif dalam organisasi kepemudaan NU, GP Ansor, -Pegawai PAM di pemerintahan kotapraja kolonial (Gemeente) 5 tahun
  • Guru sekolah dasar dan mendirikan balai pendidikan
  • Bantuan hukum bagi masyarakat Betawi-Aktif kembali dalam kegiatan seni sandiwara musikal tradisional Betawi yang berasal dari tradisi Melayu, Samrah-Mendirikan kelompok samrah bernama Tonil Zainul
  • Wakil partai Masyumi di Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP)
  • Memimpin gerilya Laskar Hizbullah di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Agresi Militer I dan II.)
  • Anggota Komisariat Pemerintah Pusat di Jawa (KPPD), masa Pemerintahan Darurat RepublikIndonesia (PDRI) yang berkedudukan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
  • Sekertaris Pucuk Pimpinan TNI.
  • Wakil Partai Masyumi di DPRS (1949)-Wakil Partai NU
  • Wakil perdana menteri (W-Tokoh penting yang berhasil menempatkan partai NU ke dalam "tiga besar" pemenang Pemilu 1955, dimana jumlah kursi NU di DPR meningkat dari hanya 8 menjadi 45 kursi.
  • Wakil ketua I DPR RI, setelah Pemilu 1955,
  • Wakil NU dalam Majelis Konstituante
  • Ketua DPR Gotong Royong (DPRGR)
  • Penetapan: S. K. Presiden No. 35 Tahun 1963, bertanggal 4-3- 1963.

4. Mayjen TNI Anm. D. I. Pandjaitan

  • Lahir: Balige, 19 Juni 1925
  • Wafat: Lubang Buaya Jakarta,1 Oktober 1965
  • Pahlawan Revolusi
  • Penetapan: S. K. Presiden No. 111/Koti/1965, bertanggal 5-10-1965.

5. Tengku Amir Hamzah

  • Lahir: Tanjung Pura, Langkat, 28 Februari 1911
  • Wafat : Kwala Begumit, Binjai, 20 Maret 1946
  • Usia: 35 tahun
  • Makam : Masjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat-Belajar mengaji di Maktab Putih di sebuah rumah besar bekas Istana Sultan Musa, di belakang Masjid Azizi Langkat-Sekolah Menengah Langkatsche School (HIS),
  • MULO di Medan dandi Jakarta,
  • Aglemeene Middelbare School (AMS) jurusan Sastra Timur di Solo
  • Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta
  • Memimpin Kongres Indonesia Muda di Solo (1931)
  • Menurutnya, bahasa Melayu adalah bahasa yang molek, yang tertera jelas dalam suratnya kepada Armijn Pane pada bulan November 1932. Bahasa Indonesia bagi Amir adalah simbol dari kemelayuan, kepahlawanan, dan juga keislaman.
  • Syair-syair Amir Hamzah adalah refleksi dari relijiusitas, kecintaan pada ibu pertiwi dan kegelisahan sebagai seorang pemuda Melayu.
  • Kumpulan sajak: Buah Rindu,Nyanyi Sunyi,Setanggi Timur,Terjemah Baghawat Gita
  • Sebagaimana kerajaan Melayu lainnya, Langkat juga memiliki tradisi sastra yang kuat. Lingkungan istana inilah yang pertama kali mengenalkan dunia sastra pada dirinya. Dalam lingkungan yang seperti itulah, kecintaan Amir terhadap sejarah, adat-istiadat dan kesusasteraan negerinya tumbuh. Lingkungan Tanjungpura juga sangat mendukung perkembangan sastra Melayu, mengingat penduduknya kebanyakan berasal dari Siak, Kedah, Selangor, dan Pattani. Menghasilkan 50 sajak asli, 77 sajak terjemahan, 18 prosa liris asli, 1 prosa liris terjemahan, 13 prosa asli dan 1 prosa terjemahan. Secara keseluruhan ada sekitar 160 karya Amir yang berhasil dicatat.
  • Penetapan: S. K. Presiden No. 106/TK/1975.

6. H. Adam Malik

  • Lahir: Pematang Siantar, 22 Juli 1917
  • Wafat: Bandung, 5 September 1984
  • Makam: TMP Kalibata Jakarta
  • Menteri Luar Negeri, pada tahun 1971
  • Terpilih sebagai orang Indonesia pertama yang menjadi Ketua Majelis Umum PBB ke-26.
  • Bersama Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN-Pelopor terbentuknya ASEAN tahun 1967.
  • Wakil Perdana Menteri-Pelopor berdirinya Kantor Berita Antara
  • Untuk mengenang perjuangan beliau, dibangun sebuah museum di Jalan Diponegoro No. 29 Jakarta.
  • Penetapan: S. K. Presiden No. 107/TK/1998, bertanggal 6-11-1998.



Simak Video "Video Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Diprotes, Fadli Zon: Wajar Ada Pro-Kontra"


(dhm/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork